Tentang Khamr (5)
9. Dihapuskannya
hukuman bunuh bagi peminum khamr yang mengulang hingga 4 kali.
عَنْ
عَبْدِ اللهِ
بْنِ عَمْرٍو
بْنِ
اْلعَاصِ
قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ
اللهِ ص: مَنْ
شَرِبَ
اْلخَمْرَ
فَاجْلِدُوْهُ،
فَاِنْ عَادَ
فَاجْلِدُوْهُ،
فَاِنْ عَادَ
فَاجْلِدُوْهُ،
فَاِنْ عَادَ
فَاقْتُلُوْهُ.
قَالَ عَبْدُ
اللهِ: اُئْتُوْنِى
بِرَجُلٍ
قَدْ شَرِبَ
اْلخَمْرَ فِى
الرَّابِعَةِ
فَلَكُمْ
عَلَيَّ اَنْ
اَقْتُلَهُ. احمد
2: 622، رقم: 6805
Dari 'Abdullah bin 'Amr bin Al-‘Aash, ia berkata : Rasulullah
SAW bersabda, "Barangsiapa minum khamr maka deralah ia, kemudian jika
kembali minum lagi, maka deralah dia, kemudian jika kembali lagi maka deralah
dia, dan jika kembali minum lagi maka bunuhlah dia". 'Abdullah berkata,
"Bawalah kemari seseorang dari kalian yang minum khamr yang keempat
kalinya, maka aku akan bunuh dia". [HR. Ahmad juz 2, hal. 622, no. 6805]
عَنْ
اَبِى
هُرَيْرَةَ
قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ
اللهِ ص:
اِذَا سَكِرَ
فَاجْلِدُوْهُ،
ثُمَّ اِنْ
سَكِرَ
فَاجْلِدُوْهُ،
ثُمَّ اِنْ
سَكَرَ
فَاجْلِدُوْهُ
فَاِنْ عَادَ
الرَّابِعَةَ
فَاقْتُلُوْهُ.
ابو داود 4: 164،
رقم: 4484
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
"Apabila (seseorang) mabuk, maka deralah dia, kemudian jika ia mabuk lagi
maka deralah dia, kemudian jika ia mabuk lagi maka deralah dia kemudian jika ia
kembali lagi yang keempat kalinya, maka bunuhlah dia". [HR. Abu Dawud juz 4, hal.
164, no. 4484]
عَنْ
مُعَاوِيَةَ
بْنِ اَبِى
سُفْيَانَ
قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ
ص: اِذَا
شَرِبُوا
اْلخَمْرَ
فَاجْلِدُوْهُمْ،
ثُمَّ اِنْ
شَرِبُوْا
فَاجْلِدُوْهُمْ،
ثُمَّ اِنْ
شَرِبُوا
فَاجْلِدُوْهُمْ،
ثُمَّ اِنْ
شَرِبُوْا
فَاقْتُلُوْهُمْ.
ابو داود 4: 164و
رقم: 4482
Dari Mu'awiyah bin Abu Sufyan, ia berkata : Rasulullah
SAW bersabda, "Apabila mereka minum khamr, maka deralah mereka, kemudian
jika mereka minum lagi, deralah mereka, kemudian jika mereka minum lagi deralah
mereka, kemudian jika mereka minum lagi, maka bunuhlah mereka". [HR. Abu Dawud juz 4, hal.
164, no. 4482].
عَنْ
مُعَاوِيَةَ
قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ
ص: مَنْ
شَرِبَ
اْلخَمْرَ
فَاجْلِدُوْهُ
فَاِنْ عَادَ
فِي
الرَّابِعَةِ
فَاقْتُلُوْهُ.
التروذى 2: 449،
رقم: 1472
Dari Mu'awiyah ia berkata : Rasulullah
SAW bersabda, "Barangsiapa yang minum khamr maka deralah ia, jika ia
mengulangi keempat kalinya maka bunuhlah dia”.
[HR. Tirmidzi juz 2, hal. 449, no. 1472]
Keterangan :
Abu ‘Isa
(Tirmidzi) berkata :
Sesungguhnya hal ini terjadi pada masa-masa awal, kemudian dihapus setelah itu.
Demikianlah Muhammad bin Ishaq meriwayatkan dari Muhammad bin Al Munkadir dari
Jabir bin Abdullah dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Barangsiapa yang
meminum khamr maka deralah ia, dan jika ia mengulangi keempat kalinya, maka
bunuhlah ia”.
Kemudian setelah itu didatangkan kepada Nabi SAW seseorang yang telah meminum
khamr keempat kalinya, namun beliau hanya memukul dan tidak membunuhnya. Hadits
ini menjadi pedoman amal kebanyakan ulama, tidak kami ketahui adanya perbedaan
diantara mereka, baik ulama dahulu maupun sekarang. Dan yang menguatkan hal ini
adalah hadits yang diriwayatkan dari Nabi SAW bahwasanya beliau bersabda,
"Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah dan aku adalah utusan Allah, kecuali salah satu dari tiga hal :
Jiwa dibalas dengan jiwa (orang yang membunuh orang lain), orang yang sudah
menikah berzina, dan orang yang murtad meninggalkan agamanya”. [HR. Tirmidzi juz 2, hal. 449]
Orang yang telah berulang kali mendapat hukuman dera
karena minum khamr tetapi tidak jera, orang seperti itu jelas orang yang nekad
dan sangat jahat, dan dia pantas mendapat hukuman yang lebih berat. Namun
karena hukuman bunuh bagi peminum khamr yang keempat kalinya itu telah dihapus,
maka bagaimanapun juga hakim tidak boleh menjatuhkan hukuman bunuh bagi peminum
khamr, walaupun dia sudah minum
yang keempat kali atau lebih.
10. Ada segolongan orang yang merubah nama khamr dengan nama lain
dan mereka menganggap halal meminumnya.
عَنْ
عُبَادَةَ
بْنِ
الصَّامِتِ
قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ
اللهِ ص:
لَيَسْتَحِلَّنَّ
طَائِفَةٌ
مِنْ اُمَّتِى
اْلخَمْرَ
بِاسْمٍ
يُسَمُّوْنَهَا
اِيَّاهُ.
احمد 8: 401، رقم: 22772
Dari 'Ubadah bin Shamit, ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda, "Sungguh akan ada segolongan dari ummatku yang menghalalkan
khamr dengan menamakannya dengan nama lain". [HR. Ahmad juz 8, hal. 401,
no. 22772]
عَنْ
اَبِى
مَالِكٍ
اْلاَشْعَرِيّ
اَنَّهُ
سَمِعَ
رَسُوْلَ
اللهِ ص
يَقُوْلُ:
لَيَشْرَبَنَّ
اُنَاسٌ مِنْ
اُمَّتِى
اْلخَمْرَ يُسَمُّوْنَهَا
بِغَيْرِ
اسْمِهَا.
ابو داود 3: 329،
رقم: 3688
Dari Abu Malik Al-Asy'ariy, bahwa ia mendengar Rasulullah
SAW bersabda, "Sungguh akan ada sekelompok manusia dari ummatku yang minum
khamr, dan mereka menamakannya dengan nama lain". [HR. Abu Dawud juz 3, hal.
329, no. 3688]
عَنْ
اَبِى
اُمَامَةَ
قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ
اللهِ ص: لاَ
تَذْهَبُ
اللَّيَالِى
وَ
اْلاَيَّامُ
حَتَّى
تَشْرَبَ
طَائِفَةٌ
مِنْ
اُمَّتِى
اْلخَمْرَ وَ
يُسَمُّوْنَهَا
بِغَيْرِ
اسْمِهَا.
ابن ماجه 2: 1123،
رقم: 3384
Dari Abu Umamah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
"Tidak lewat beberapa malam dan hari (tidak lama sepeninggalku) sehingga
segolongan dari ummatku minum khamr dengan memberi nama yang bukan
namanya".
[HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 1123, no. 3384, dla’if
karena dalam sanadnya ada perawi bernama ‘Abdus Salaam bin ‘Abdul Quddus]
عَنِ ابْنِ
مُحَيْرِيْزٍ
يُحَدّثُ
عَنْ رَجُلٍ مِنْ
اَصْحَابِ
النَّبِيّ ص
عَنِ
النَّبِيّ ص
قَالَ:
يَشْرَبُ
نَاسٌ مِنْ
اُمَّتِى
اْلخَمْرَ
يُسَمُّوْنَهَا
بِغَيْرِ
اسْمِهَا.
النسائى 8: 312
Dari Ibnu Muhairiz, ia menceritakan dari salah seorang
shahabat Nabi SAW, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "(Akan) ada segolongan
manusia dari ummatku yang minum khamr, dan mereka menamakannya dengan nama
lain".
[HR. Nasai juz 8, hal. 312]
11. Khamr tidak boleh dijadikan sebagai obat.
Tentang menggunakan khamr sebagai obat, diterangkan dalam
hadits sebagai berikut :
عَنْ
اَبِي
هُرَيْرَةَ
رض عَنْ
النَّبِيّ ص قَالَ:
مَا اَنْزَلَ
اللهُ دَاءً
اِلاَّ اَنْزَلَ
لَهُ شِفَاءً.
البخارى 7: 12
Dari Abu Hurairah, RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Allah tidak menurunkan
penyakit, melainkan Dia menurunkan pula obatnya”. [HR. Bukhari juz 7, hal.
12]
عَنْ
اَبِي
الدَّرْدَاءِ
قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ
اللهِ ص:
اِنَّ اللهَ
اَنْزَلَ
الدَّاءَ
وَالدَّوَاءَ
وَ جَعَلَ
لِكُلّ دَاءٍ
دَوَاءً
فَتَدَاوَوْا
وَلَا
تَدَاوَوْا
بِحَرَامٍ.
ابو داود 4: 7،
رقم: 3873
Dari Abud Dardaa’ ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obat, dan menjadikan
bagi setiap penyakit ada obatnya, maka berobatlah dan jangan berobat dengan
sesuatu yang haram”. [HR Abu Dawud juz 4, hal.
7, no. 3873]
عَنْ
عَلْقَمَةَ
بْنِ وَائِلٍ
عَنْ اَبِيْهِ
وَائِلٍ
اْلحَضْرَمِيّ
اَنَّ
طَارِقَ بْنَ
سُوَيْدٍ
اْلجُعْفِيَّ
سَأَلَ
النَّبِيَّ ص
عَنْ
اْلخَمْرِ
فَنَهَاهُ
اَوْ كَرِهَ
اَنْ
يَصْنَعَهَا
فَقَالَ:
اِنَّمَا اَصْنَعُهَا
لِلدَّوَاءِ.
فَقَالَ:
اِنَّهُ لَيْسَ
بِدَوَاءٍ
وَلَكِنَّهُ
دَاءٌ.
مسلم 3: 1573، رقم: 1984
Dari 'Alqamah bin Waail dari
ayahnya Waail Al Hadlramiy bahwa Thariq bin Suwaid Al-Ju'fiy pernah bertanya
kepada Nabi SAW mengenai khamr, maka beliau pun melarangnya atau benci
membuatnya”. Lalu dia berkata, "Saya membuatnya hanya untuk obat”. Maka beliau bersabda, "Khamr itu
bukanlah obat, akan tetapi ia adalah penyakit". [HR. Muslim juz 3, hal.
1573, no. 1984]
عَنْ
سِمَاكٍ
اَنَّهُ
سَمِعَ
عَلْقَمَةَ بْنَ
وَائِلٍ عَنْ
اَبِيهِ
اَنَّهُ
شَهِدَ النَّبِيَّ
ص وَسَأَلَهُ
سُوَيْدُ
بْنُ طَارِقٍ
اَوْ طَارِقُ
بْنُ
سُوَيْدٍ
عَنْ
اْلخَمْرِ،
فَنَهَاهُ. فَقَالَ:
اِنَّا
لَنَتَدَاوَى
بِهَا.
فَقَالَ رَسُوْلُ
اللهِ ص:
اِنَّهَا
لَيْسَتْ
بِدَوَاءٍ وَ
لكِنَّهَا
دَاءٌ.
الترمذى 3: 261،
رقم: 2119
Dari Simak bahwa ia mendengar
‘Alqamah
bin Waail dari ayahnya bahwa ia pernah menyaksikan Nabi SAW. Dan Suwaid bin
Thariq atau Thariq bin Suwaid bertanya pada beliau tentang khamr, Suwaid
berkata, "Sesungguhnya kami menggunakannya sebagai obat”. Maka Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya khamr itu bukanlah obat, akan tetapi ia adalah penyakit”. [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 261, no. 2119]
قَالَ
بْنُ
مَسْعُوْدٍ
فِى
السَّكَرِ:
اِنَّ اللهَ
لَمْ
يَجْعَلْ
شِفَاءَ كَمْ
فِيْمَا
حَرَّمَ
عَلَيْكُمْ.
البخارى 6: 248
Ibnu Mas'ud berkata tentang sesuatu yang memabukkan,
"Sesungguhnya Allah tidak menjadikan obat kalian pada sesuatu yang Dia
telah mengharamkan kepada kalian". [HR. Bukhari juz 6, hal. 248]
12. Larangan
duduk pada jamuan makan yang di situ disuguhkan/ diedarkan khamr.
Berdasar sunnah Nabi SAW, orang Islam diharuskan
meninggalkan tempat jamuan yang ada khamrnya, termasuk duduk-duduk dengan orang
yang sedang minum khamr. Rasulullah SAW bersabda :
مَنْ
رَأَى
مِنْكُمْ
مُنْكَرًا
فَلْيُغَيّرْهُ
بِيَدِهِ
فَاِنْ لَمْ
يَسْتَطِعْ
فَبِلِسَانِهِ
فَاِنْ لَمْ
يَسْتَطِعْ
فَبِقَلْبِهِ
وَ ذلِكَ
اَضْعَفُ اْلاِيْمَانِ.
مسلم 1: 69
"Barangsiapa diantara
kalian melihat kemungkaran hendaklah ia mencegahnya dengan tangannya. jika
tidak mampu, hendaklah ia mencegahnya dengan lisannya, dan jika tidak mampu
juga, hendaklah ia mencegahnya dengan hatinya. Dan itulah selemah-lemah iman”. [HR. Muslim juz 1, hal. 69]
عَنْ
جَابِرٍ
قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ
اللهِ ص: مَنْ
كَانَ
يُؤْمِنُ
بِاللهِ وَ
اْليَوْمِ اْلاخِرِ
فَلاَ
يَقْعُدْ
عَلَى
مَائِدَةٍ يُشْرَبُ
عَلَيْهَا
اْلخَمْرُ. الدارمى
2: 112،رقم: 1991
Dari Jabir, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia
duduk pada jamuan makan yang ada minum khamr padanya". [HR. Ad-Darimiy juz 2, hal.
112, no. 1991, dla’if karena dalam sanadnya ada
perawi bernama Hasan bin Abu Ja’far, haditsnya munkar]
Diriwayatkan dari ‘Umar bin Al-Khaththab RA
bahwa Rasulullah SAW bersabda :
مَنْ
كَانَ
يُؤْمِنُ
بِاللهِ وَ
اْليَوْمِ اْلآخِرِ
فَلاَ
يَقْعُدَنَّ
عَلَى مَائِدَةٍ
يُدَارُ
عَلَيْهَا
بِاْلخَمْرِ.
احمد 1: 53، رقم: 125
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah
dia duduk di suatu jamuan yang diedarkan khamr padanya”. [HR. Ahmad juz 1, hal. 53, no. 125, dla’if karena dalam sanadnya ada
perawi yang tidak disebutkan namanya]
Disamping hadits di atas, Allah SWT berfirman :
وَ
قَدْ نَزَّلَ
عَلَيْكُمْ
فِى اْلكِتبِ
اَنْ اِذَا
سَمِعْتُمْ
ايتِ اللهِ
يُكْفَرُ بِهَا
وَ
يُسْتَهْزَأُ
بِهَا فَلاَ
تَقْعُدُوْا
مَعَهُمْ
حَتَّى
يَخُوْضُوْا
فِى حَدِيْثٍ
غيْرِه
اِنَّكُمْ
اِذًا
مّثْلُهُم.
النساء:140
Sungguh Allah telah menurunkan kepadamu dalam Al-Qur'an,
bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diejeknya, maka
janganlah kamu duduk bersama mereka, sehingga mereka itu memasuki dalam
pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (jika kamu berbuat demikian)
tentulah kamu sama dengan mereka. [QS. An-Nisaa' : 140]
0 komentar:
Posting Komentar