Tentang Khamr (4)
8. Hukuman Peminum Khamr
عَنْ
اَنَسٍ اَنَّ
النَّبِيَّ ص
كَانَ يَضْرِبُ
فِى
اْلخَمْرِ
بِالنّعَالِ
وَ اْلجَرِيْدِ
اَرْبَعِبْنَ.
مسلم 3: 1331
Dari Anas, bahwasanya Nabi SAW dahulu memukul peminum
khamr (sebgai hukuman) dengan menggunakan sandal dan pelepah kurma sebanyak
empat puluh kali dera.
[HR. Muslim juz 3, hal. 1331]
عَنْ
اَنَسِ بْنِ
مَالِكٍ رض
اَنَّ النَّبِيَّ
ص ضَرَبَ فِى
اْلخَمْرِ
بِاْلجَرِيْدِ
وَ النّعَالِ
وَ جَلَدَ
اَبُوْ بَكْرٍ
اَرْبَعِيْنَ.
البخارى 8: 13
Dari Anas bin Malik RA, sesungguhnya Nabi SAW pernah
memukul orang karena minum khamr dengan pelepah kurma dan sandal. Dan Abu Bakar
menghukum dengan 40 kali dera. [HR. Bukhari juz 8, hal. 13]
عَنْ
عُقْبَةَ
بْنِ
اْلحَارِثِ
قَالَ: جِيْءَ
بِالنُّعْمَانِ
اَوْ بِابْنِ
النُّعْمَانِ
شَارِبًا،
فَاَمَرَ
النَّبِيُّ ص
مَنْ كَانَ
فِى
اْلبَيْتِ
اَنْ
يَضْرِبُوْهُ.
قَالَ
فَضَرَبُوْهُ
فَكُنْتُ
فِيْمَنْ ضَرَبَهُ
بِالنّعَالِ.
البخارى 8: 13
Dari 'Uqbah bin Al-Harits, ia berkata, "Nu'man atau
anaknya Nu'man pernah dihadapkan (kepada Nabi SAW) karena minum khamr, lalu
Nabi SAW menyuruh orang-orang yang di rumah itu supaya memukulnya. ‘Uqbah berkata, “Maka merekapun memukulnya,
maka aku (‘Uqbah) termasuk salah seorang
yang memukulnya dengan sandal. [HR. Bukhari juz 8, hal. 13]
عَنْ
اَبِى
هُرَيْرَةَ
رض قَالَ:
اُتِيَ النَّبِيُّ
ص بِرَجُلٍ
قَدْ شَرِبَ
قَالَ: اِضْرِبُوْهُ،
قَالَ اَبُوْ
هُرَيْرَةَ
رض فَمِنَّا
الضَّارِبُ
بِيَدِهِ وَ
الضَّارِبُ
بِنَعْلِهِ
وَ الضَّارِبُ
بِثَوْبِهِ،
فَلَمَّا
انْصَرَفَ
قَالَ بَعْضُ
اْلقَوْمِ:
اَخْزَاكَ
اللهُ، قَالَ:
لاَ
تَقُوْلُوْا
هكَذَا لاَ
تُعِيْنُوْا
عَلَيْهِ
الشَّيْطَانَ.
البخارى 8: 14
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Pernah dihadapkan seorang
laki-laki yang telah minum khamr kepada Nabi SAW, maka Nabi SAW bersabda,
"Pukullah dia". Abu Hurairah RA berkata, "Maka diantara kami ada
yang memukulnya dengan tangannya, ada yang memukulnya dengan sandal dan ada
pula yang memukul dengan pakaiannya". Kemudian setelah selesai, sebagian
kaum itu ada yang berkata, "Semoga Allah menjadikan engkau hina (hai
peminum khamr)". Maka Nabi SAW bersabda, "Janganlah kalian berkata
begitu, janganlah kalian membantu syaithan terhadapnya". [HR. Bukhari juz 8, hal. 14]
عَنْ
اَبِى
سَعِيْدٍ
قَالَ: اُتِيَ
رَسُوْلُ
اللهِ ص
بِرَجُلٍ
نَشْوَانَ
فَقَالَ: اِنّى
لَمْ
اَشْرَبْ
خَمْرًا،
اِنَّمَا
شَرِبْتُ
زَبِيْبًا وَ
تَمْرًا فِى
دُبَّاءَةٍ،
قَالَ:
فَاَمَرَ
بِهِ
فَنُهِزَ
بِاْلاَيْدِى
وَ خُفِقَ
بِالنّعَالِ.
احمد 4: 69، رقم: 11297
Dari Abu Sa'id, ia berkata, "Pernah terjadi seorang
laki-laki yang sedang mabuk dibawa kepada Rasulullah SAW lalu ia berkata,
"Sesungguhnya aku tidak minum khamr, tetapi aku hanya minum anggur kering
yang dicampur kurma dalam sebuah dubba' (wadah minuman keras yang terbuat dari
waluh yang sudah dibuang isinya)". Abu Sa’id berkata, “Lalu beliau menyuruh supaya
ia dipukul, lalu ia dipukul dengan tangan dan dipukul dengan sandal". [HR. Ahmad juz 4, hal. 69,
no. 11297]
عَنْ
اَنَسِ بْنِ
مَالِكٍ
اَنَّ
النَّبِيَّ ص
اُتِيَ
بِرَجُلٍ
قَدْ شَرِبَ
اْلخَمْرَ فَجَلَدَهُ
بِجَرِيْدَتَيْنِ
نَحْوَ اَرْبَعِيْنَ،
قَالَ وَ
فَعَلَهُ
اَبُوْ
بَكْرٍ. فَلَمَّا
كَانَ عُمَرُ
اسْتَشَارَ
النَّاسَ
فَقَالَ
عَبْدُ
الرَّحْمنِ:
اَخَفَّ اْلحُدُوْدِ
ثَمَانِيْنَ
فَاَمَرَ
بِهِ عُمَرُ.
مسلم 3: 1330
Dari Anas bin Malik, sesungguhnya pernah dihadapkan
kepada Nabi SAW seorang laki-laki yang telah minum khamr. Lalu orang tersebut
dipukul dengan dua pelepah kurma sebanyak 40 kali. Anas berkata, "Cara
seperti itu dilakukan juga oleh Abu Bakar". Tetapi (di zaman 'Umar)
setelah 'Umar minta pendapat para shahabat yang lain, maka 'Abdur Rahman (bin
'Auf) berkata, "Hukumlah (hukuman) yang paling ringan ialah 80 kali. Lalu
'Umar pun memerintahkan untuk hukuman peminum khamr supaya didera 80
kali".
[HR. Muslim juz 3, hal. 1330]
عَنْ
اَنَسِ بْنِ
مَالِكٍ
اَنَّ
نَبِيَّ اللهِ
ص جَلَدَ فِى
اْلخَمْرِ
بِاْلجَرِيْدِ
وَ النّعَالِ
ثُمَّ جَلَدَ
اَبُوْ
بَكْرٍ اَرْبَعِيْنَ.
فَلَمَّا
كَانَ عُمَرُ
وَ دَنَا
النَّاسُ
مِنَ
الرّيْفِ وَ
اْلقُرَى قَالَ:
مَا تَرَوْنَ
فِى جَلْدِ
اْلخَمْرِ؟
فَقَالَ
عَبْدُ
الرَّحْمنِ
بْنُ عَوْفٍ
اَرَى اَنْ
تَجْعَلَهَا
كَاَخَفّ
اْلحُدُوْدِ.
قَالَ:
فَجَلَدَ
عُمَرُ
ثَمَانِيْنَ.
مسلم 3: 1331
Dari Anas bin Malik, bahwasanya Nabiyyullah SAW memukul peminum khamr (sebagai
hukuman) dengan pelepah kurma dan sandal. Kemudian Abu Bakar juga memukul
(peminum khamr) sebanyak 40 kali. Maka ketika pemerintahan ‘Umar (bin Al-Khaththab),
orang-orang sudah dekat dengan tempat-tempat yang subur dan kota-kota sudah
ditundukkan (keadaan sudah makmur sehingga semakin banyak orang minum khamr),
maka ‘Umar bertanya kepada para
shahabat, “Bagaimana pendapat kalian
tentang hukuman peminum khamr ? Maka ‘Abdur Rahman bin ‘Auf berkata, “Saya berpendapat bahwa engkau
menjadikannya seperti seringan-ringan hukuman (yaitu 80 kali dera). Anas
berkata, “Lalu ‘Umar menghukum peminum khamr
dengan 80 kali dera”. [HR. Muslim juz 3, hal.
1331]
Keterangan :
Yang
dimaksud “engkau menjadikannya seperti
seringan-ringan hukuman”, ialah di dalam Al-Qur’an disebutkan hukuman bagi
pencuri adalah dengan potong tangan, hukuman berzina didera 100 kali, hukuman
menuduh zina didera 80 kali, maka 80 kali dera ini merupakan seringan-ringan
hukuman yang disebutkan di dalam Al-Qur’an.
عَنِ
السَّائِبِ
بْنِ
يَزِيْدَ
اَنَّ عُمَرَ
بْنَ
اْلخَطَّابِ
خَرَجَ
عَلَيْهِمْ
فَقَالَ:
اِنّى
وَحَدْتُ
مِنْ فُلاَنٍ
رِيْحَ شَرَابٍ،
فَزَعَمَ
اَنَّهُ
شَرَابُ
الطّلاَءِ،
وَ اَنَا
سَائِلٌ
عَمَّا
شَرِبَ، فَاِنْ
كَانَ
يُسْكِرُ
جَلَدْتُهُ،
فَجَلَدَهُ
عُمَرُ
اْلحَدَّ
تَامًّا.
مالك فى
الموطأ 2: 842
Dari Saaib bin Yazid, sesungguhnya 'Umar bin Khaththab
keluar ke tengah-tengah orang banyak, lalu ia berkata, "Sesungguhnya aku
mencium dari fulan bau minuman khamr". Lalu ia yaqin bahwa dia itu telah
minum thila' (khamr). (Saaib bin Yazid berkata), “Dan aku sendiri yang bertanya
tentang apa yang ia minum. Jika yang dia minum itu minuman memabukkan, maka
akan kudera dia. Lalu 'Umar memukulnya dengan hukuman sempurna. [HR. Malik dalam
Al-Muwaththa’ juz 2, hal. 842]
عَنْ
اَبِى
سَعِيْدِ
اْلخُدْرِيّ
قَالَ: جُلِدَ
عَلَى عَهْدِ
النَّبِيّ ص
فِى اْلخَمْرِ
بِنَعْلَيْنِ
اَرْبَعِيْنَ.
فَلَمَّا
كَانَ زَمَنُ
عُمَرَ
جُلِدَ
بَدَلَ كُلّ
نَعْلٍ سَوْطًا.
احمد 4: 135، رقم: 1164
Dari
Abu Sa'id Al-Khudriy, ia berkata, "Peminum khamr di zaman Nabi SAW didera
dengan dua sandal sebanyak 40 kali. Kemudian di zaman pemerintahan 'Umar,
didera dengan masing-masing sandal itu diganti dengan cambuk". [HR. Ahmad juz 4, hal. 135,
no. 1164]
عَنْ
ثَوْرِ بْنِ
زَيْدٍ
الدّبَلِيّ
اَنَّ عُمَرَ
بْنَ
اْلخَطَّابِ
اِسْتَشَارَ
فِى اْلخَمْرِ
يَشْرَبُهَا
الرَّجُلُ،
فَقَالَ لَهُ
عَلِيُّ بْنُ
اَبِى طَالِبٍ
نَرَى اَنْ
تَجْلِدَهُ
ثَمَانِيْنَ.
اِذَا شَرِبَ
سَكَرَ وَ
اِذَا سَكَرَ
هَذَى وَ
اِذَا هَذَى
افْتَرَى
اَوْ كَمَا
قَالَ. فَجَلَدَ
عُمَرُ فِى
اْلخَمْرِ
ثَمَانِيْنَ.
مالك فى
الموطأ 2: 842
Dari Tsaur bin Zaid Ad-Dibaliy, bahwasanya Umar bin
Khaththab bermusyawarah tentang hukuman peminum khamr, maka Ali bin Abu Thalib
berkata, “Kami berpendapat bahwa
hukuman orang yang minum khamr adalah engkau memukulnya 80 kali, karena jika
dia minum khamr, maka ia mabuk, jika mabuk, ia berbohong atau ia berkata tidak
karuan. Lalu ‘Umar menetapkan hukuman bagi
peminum khamr dengan 80 kali dera". [HR. Malik dalam Al-Muwaththa’ juz 2, hal. 842]
عَنِ
السَّائِبِ
بْنِ
يَزِيْدَ
قَالَ: كُنَّا
نُؤْتَى
بِالشَّارِبِ
عَلَى عَهْدِ
رَسُوْلِ
اللهِ ص وَ
فِى اِمْرَةِ
اَبِى بَكْرٍ وَ
صَدْرًا مِنْ
خِلاَفَةِ
عُمَرَ
فَنَقُوْمُ
اِلَيْهِ
بِاَيْدِيْنَا
وَ
نِعَالِنَا
وَ اَرْدِيَتِنَا
حَتَّى كَانَ
آخِرُ
اِمْرَةِ عُمَرَ
فَجَلَدَ
اَرْبَعِيْنَ،
حَتَّى اِذَا
عَتَوْا وَ
فَسَقُوْا
جَلَدَ
ثَمَانِيْنَ.
البخارى 8: 14
Dari Saaib bin Yazid, ia berkata, "Dahulu
didatangkan seorang peminum khamr kepada kami di zaman Rasulullah SAW, juga di
zaman pemerintahan Abu Bakar dan di permulaan pemerintahan 'Umar, maka kami
berdiri menghampiri peminum khamr itu, lalu kami pukul dia dengan tangan-tangan
kami, dengan sandal-sandal kami dan dengan pakaian-pakaian kami hingga pada
akhir-akhir pemerintahan 'Umar ia memukul peminum khamr itu sebanyak 40 kali.
Setelah mereka melampaui batas dan berbuat fasiq (berani mengulangi lagi), maka
‘Umar memukul sebanyak 80
kali".
[HR. Bukhari juz 8, hal. 14]
عَنْ
حُضَيْنِ
بْنِ
اْلمُنْذِرِ
اَبِى سَاسَانَ
قَالَ:
شَهِدْتُ
عُثْمَانَ
بْنَ عَفَّانَ
وَ اُتِيَ
بِاْلوَلِيْدِ
قَدْ صَلَّى الصُّبْحَ
رَكْعَتَيْنِ،
ثُمَّ قَالَ:
اَزِيْدُكُمْ؟
فَشَهِدَ
عَلَيْهِ
رَجُلاَنِ اَحَدُهُمَا
حُمْرَانُ
اَنَّهُ شَرِبَ
اْلخَمْرَ،
وَ شَهِدَ
آخَرُ
اَنَّهُ رَآهُ
يَتَقَيَّأُ،
فَقَالَ
عُثْمَانُ:
اِنَّهُ لَمْ
يَتَقَيَّأْ
حَتَّى
شَرِبَهَا، فَقَالَ:
يَا عَلِيُّ
قُمْ
فَاجْلِدْهُ،
فَقَالَ
عَلِيٌّ: قُمْ
يَا حَسَنُ
فَاجْلِدْهُ،
فَقَالَ
اْلحَسَنُ:
وَلّ
حَارَّهَا
مَنْ تَوَلَّى
قَارَّهَا،
فَكَأَنَّهُ
وَجَدَ
عَلَيْهِ، فَقَالَ:
يَا عَبْدَ
اللهِ بْنَ
جَعْفَرٍ قُمْ
فَاجْلِدْهُ،
فَجَلَدَهُ
وَ عَلِيٌّ
يَعُدُّ
حَتَّى
بَلَغَ
اَرْبَعِيْنَ،
فَقَالَ:
اَمْسِكْ،
ثُمَّ قَالَ:
جَلَدَ
النَّبِيُّ ص
اَرْبَعِيْنَ،
وَ اَبُوْ
بَكْرٍ
اَرْبَعِيْنَ،
وَ عُمَرُ
ثَمَانِيْنَ
وَ كُلٌّ
سُنَّةٌ وَ
هذَا اَحَبُّ
اِلَيَّ.
مسلم 3: 1331
Dari Hudlain bi Mundzir Abu Saasaan, ia berkata,
"Aku pernah menyaksikan Walid dihadapkan kepada 'Utsman bin 'Affan setelah
shalat Shubuh dua rekaat. Kemudian Walid bertanya kepada orang-orang,
"Apakah aku menambah (shalat) pada kalian ?". Lalu ada dua orang yang
menjadi saksi atas Walid, salah satu diantara keduanya itu adalah Humran, (ia
berkata) bahwa Walid benar-benar telah minum khamr, sedang yang satu lagi
menyaksikan, bahwa ia melihat Walid muntah (khamr). Lalu 'Utsman berkata,
"Sesungguhnya dia tidak akan muntah (khamr) jika dia tidak
meminumnya". Lalu 'Utsman berkata, "Hai 'Ali, berdirilah, deralah
dia". Maka 'Ali pun berkata, "Hai Hasan, berdirilah, deralah
dia". Lalu Hasan berkata, "Serahkanlah pekerjaan yang berat kepada
orang yang dapat menguasainya dengan tidak berat". Seolah-olah ia pun
merasakan keberatan itu. Lalu ia berkata, "Hai 'Abdullah bin Ja'far,
berdirilah, deralah dia". Lalu ia pun menderanya, sedang 'Ali sendiri menghitung
hingga sampai 40 kali. Lalu ia berkata, "Berhenti !", lalu ia
berkata, "Nabi SAW mendera sebanyak 40 kali, Abu Bakar juga 40 kali,
sedang 'Umar mendera 80 kali. Namun semuanya itu adalah sesuai dengan sunnah
(Rasul). Dan inilah yang paling saya senangi". [HR. Muslim juz 3, hal.
1331]
Keterangan :
Walid bin ‘Uqbah ini mengimami shalat
Shubuh empat rekaat, karena mabuk. Lalu ia dilaporkan kepada Khalifah ‘Utsman bin ‘Affan, akhirnya ia didera 40
kali.
عَنِ
ابْنِ
شِهَابٍ
اَنَّهُ
سُئِلَ عَنْ
حَدّ اْلعَبْدِ
فِى
اْلخَمْرِ،
فَقَالَ:
بَلَغَنِى اَنَّ
عَلَيْهِ
نِصْفَ حَدّ
اْلحُرّ فِى
اْلخَمْرِ،
وَ اَنَّ
عُمَرَ بْنَ
اْلخَطَّابِ
وَ عُثْمَانَ
بْنَ
عَفَّانَ وَ
عَبْدَ اللهِ
بْنَ عُمَرَ
قَدْ
جَلَدُوْا
عَبِيْدَهُمْ
نِصْفَ حَدّ
اْلحُرّ فِى
اْلخَمْرِ.
مالك فى
الموطأ 2: 842
Dari Ibnu Syihab, sesungguhnya ia pernah ditanya tentang
hukuman seorang budak yang (mabuk) karena minum khamr, maka jawabnya,
"Telah sampai berita kepadaku, bahwa dia itu dihukum separuh hukuman orang
merdeka yang mabuk karena minum khamr. Dan sesungguhnya 'Umar bin Khaththab,
'Utsman bin ‘Affan, dan 'Abdullah bin
'Umar pernah memukul budak-budak mereka dengan separuh hukuman orang merdeka
yang minum khamr".
[HR. Malik dalam Al-Muwaththa' juz 2, hal. 842]
Dari hadits-hadits di atas menunjukkan ditetapkannya
hukuman bagi peminum khamr. Dan hukuman dera tersebut tidak kurang dari 40
kali. Namun tidak ada riwayat yang menerangkan bahwa Nabi SAW membatasi 40
kali, sehingga Khalifah ‘Umar memukul dengan 80 kali.
Adapun alat yang dipakai untuk memukul, ada yang dengan pelepah kurma, ada yang
dengan sandal, ada yang dengan pakaian dan ada yang dengan tangan. Oleh karena
itu bisa dipahami, alat apa yang akan digunakan untuk memukul terserah kepada
Hakim.
0 komentar:
Posting Komentar