Halal Haram dalam Islam (ke-11)
Berburu Dalam Islam (2)
3. Syarat-syarat yang berhubungan
dengan alat untuk berburu.
Alat yang dapat dipergunakan untuk berburu, ada 2 macam,
yaitu :
1. Senjata
tajam yang dapat melukai dan menembus kulit binatang buruan, seperti : tombak,
panah, dan lain sebagainya, senjata tersebut harus dapat menembus kulit,
sehingga binatang buruan tersebut mati karena luka-luka yang ditimbulkannya dan
bukan mati karena berat/kerasnya alat tersebut.
2. Binatang-binatang
yang sudah terlatih untuk berburu, seperti anjing, atau yang lainnya, dan
binatang-binatang tersebut telah dididik dan dilatih untuk berburu, dan telah
nampak kelebihan dan keistimewaannya dibanding dengan binatang sejenis yang
lain karena hasil didikan itu, seperti bila diperintah menurut, bila dilarang
mau berhenti dan bila dipanggil datang.
Binatang-binatang
tersebut menangkap buruan itu benar-benar untuk tuannya dan bukan untuk dirinya
sendiri.
Ketentuan tersebut
berdasarkan dalil-dalil sebagai berikut :
a. berburu dengan senjata.
عَنْ
عَدِيّ بْنِ
حَاتِمٍ رض
قَالَ:
سَأَلْتُ
رَسُوْلَ
اللهِ ص عَنِ
اْلمِعْرَاضِ
فَقَالَ:
اِذَا
اَصَبْتَ
بِحَدّهِ
فَكُلْ فَاِذَا
اَصاَبَ
بِعَرْضِهِ
فَقَتَلَ فَاِنَّهُ
وَقِيْذٌ
فَلاَ
تَأْكُلْ.
فَقُلْتُ:
اُرْسِلُ
كَلْبِي.
قَالَ: اِذَا
اَرْسَلْتَ
كَلْبَكَ وَ
سَمَّيْتَ
فَكُلْ.
قُلْتُ: فَاِنْ
اَكَلَ؟
قَالَ: فَلاَ
تَأْكُلْ،
فَاِنَّهُ
لَمْ
يُمْسِكْ
عَلَيْكَ.
اِنَّمَا اَمْسَكَ
عَلَى
نَفْسِهِ.
قُلْتُ:
اُرْسِلُ كَلْبِى
فَاَجِدُ
مَعَهُ
كَلْبًا
آخَرَ. قَالَ:
لاَ تَأْكُلْ،
فَاِنَّكَ
اِنَّمَا
سَمَّيْتَ عَلَى
كَلْبِكَ وَ
لَمْ تُسَمّ
عَلَى آخَرَ.
البخارى 6: 218
Dari 'Adiy bin Hatim RA, ia berkata : Saya bertanya
kepada Rasulullah SAW tentang berburu dengan mi'radl (tongkat yang ujungnya
tajam), maka beliau bersabda, "Apabila kamu dapat membunuhnya dengan ujung
mi'radl itu, maka makanlah. Namun apabila engkau membunuhnya dengan batang
mi'radl, maka yang demikian itu termasuk mati sebab dipukul, maka jangan kamu
makan". Lalu saya bertanya lagi, “Kalau saya berburu dengan melepas
anjing saya ?”. Beliau bersabda, “Apabila kamu melepas anjingmu dan
menyebut nama Allah, maka makanlah”. Saya bertanya lagi, “Jika
anjing itu memakannya ?”. Beliau bersabda, “Jangan kamu makan,
karena anjing itu tidak menangkap buruan untukmu, tetapi ia menangkap untuk
dirinya sendiri”. Saya bertanya lagi, “Saya melepas anjing
saya,lalu saya mendapati bersama anjing saya itu anjing yang lain?”.
Beliau bersabda, “Jangan kamu makan, karena kamu menyebut Basmalah untuk
anjingmu, tidak menyebut Basmalah untuk anjing yang lain”..
[HR. Bukhari juz 6, hal. 218]
عَنْ
عَدِيّ بْنِ
حَاتِمٍ
قَالَ
سَأَلْتُ رَسُوْلَ
اللهِ ص عَنْ
الْمِعْرَاضِ،
فَقَالَ:
اِذَا
اَصَابَ
بِحَدّهِ
فَكُلْ، وَ
اِذَا
اَصَابَ
بِعَرْضِهِ
فَقَتَلَ فَاِنَّهُ
وَقِيْذٌ،
فَلاَ
تَأْكُلْ. وَ
سَأَلْتُ
رَسُوْلَ
اللهِ ص عَنِ
الْكَلْبِ،
فَقَالَ:
اِذَا
اَرْسَلْتَ
كَلْبَكَ وَ
ذَكَرْتَ
اسْمَ اللهِ
فَكُلْ،
فَاِنْ
اَكَلَ مِنْهُ
فَلاَ
تَأْكُلْ،
فَاِنَّهُ
اِنَّمَا اَمْسَكَ
عَلَى
نَفْسِهِ.
قُلْتُ:
فَاِنْ وَجَدْتُ
مَعَ كَلْبِي
كَلْبًا
آخَرَ فَلاَ
اَدْرِي
اَيُّهُمَا
اَخَذَهُ؟
قَالَ: فَلاَ
تَأْكُلْ، فَاِنَّمَا
سَمَّيْتَ
عَلَى
كَلْبِكَ وَ
لَمْ تُسَمّ
عَلَى
غَيْرِهِ.
مسلم 3: 1530
Dari 'Adiy
bin Hatim dia berkata, "Saya bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai
(berburu dengan) mi'radl, beliau bersabda, "Apabila yang mengenai adalah
bagian tajamnya, maka makanlah. Dan apabila yang mengenai adalah bagian yang
tumpul, maka itu adalah binatang yang mati karena pukulan, maka jangan kamu
makan." Lalu saya juga bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai (berburu
dengan) anjing buruan. Beliau bersabda, "Apabila kamu melepas anjing
buruanmu dengan menyebut nama Allah, maka makanlah binatang buruan tersebut,
(selagi anjing buruanmu tidak memakannya). Tetapi jika anjing itu memakannya, maka
janganlah kamu makan, karena berarti anjing itu menangkap untuk dirinya
sendiri”. Saya bertanya lagi, ”Jika saya mendapati anjing yang lain
bersama anjing saya sehingga saya tidak tahu anjing mana yang menangkapnya
?”. Beliau menjawab, “Jangan kamu makan, karena kamu menyebut nama
Allah hanya untuk anjingmu dan tidak menyebut nama Allah untuk anjing yang
lain”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1530]
عَنْ
عَدِيّ بْنِ
حَاتِمٍ
قَالَ:
سَأَلْتُ رَسُوْلَ
اللهِ ص عَنْ
صَيْدِ
الْمِعْرَاضِ،
فَقَالَ: مَا
اَصَابَ
بِحَدّهِ
فَكُلْهُ
وَمَا
اَصَابَ
بِعَرْضِهِ
فَهُوَ وَقِيْذٌ،
وَسَأَلْتُهُ
عَنْ صَيْدِ
الْكَلْبِ،
فَقَالَ: مَا
اَمْسَكَ
عَلَيْكَ
وَلَمْ يَأْكُلْ
مِنْهُ
فَكُلْهُ،
فَاِنَّ
ذَكَاتَهُ
أَخْذُهُ،
فَاِنْ
وَجَدْتَ
عِنْدَهُ كَلْبًا
آخَرَ
فَخَشِيْتَ
اَنْ
يَكُوْنَ اَخَذَهُ
مَعَهُ وَقَدْ
قَتَلَهُ،
فَلاَ
تَأْكُلْ.
اِنَّمَا ذَكَرْتَ
اسْمَ اللهِ
عَلَى
كَلْبِكَ
وَلَمْ تَذْكُرْهُ
عَلَى
غَيْرِهِ.
مسلم
Dari
‘Adiy bin Hatim, ia berkata, "Saya bertanya kepada Rasulullah SAW
tentang buruan yang mati karena dilempar mi'radl”. Beliau pun menjawab,
"Jika yang mengenai buruan itu bagian yang tajam, maka makanlah, namun
jika yang mengenai buruan itu batangnya (bagian yang tumpul), maka itu adalah
buruan yang mati karena pukulan”. Kemudian saya bertanya kepada beliau
tentang berburu dengan anjing. Beliau menjawab: "Apa yang ditangkap oleh
anjingmu, sedangkan ia tidak memakannya, maka makanlah buruan tersebut, karena
tangkapannya itu merupakan penyembelihannya, tetapi jika kamu mendapati bersama
anjingmu itu anjing yang lain, lalu khawatir yang membunuh buruan tersebut
adalah anjing yang lain, maka janganlah kamu makan buruan itu, karena kamu
hanya menyebut nama Allah untuk anjingmu bukan untuk anjing yang lain”. [HR,
Muslim juz 3, 1530]
عَنْ
عَبْدِ اللهِ
بْنِ
مُغَفَّلٍ
اَنَّهُ رَأَى
رَجُلاً
يَخْذِفُ،
فَقَالَ لَهُ:
لاَ تَخْذِفْ
فَاِنَّ
رَسُوْلَ اللهِ
ص نَهَى عَنِ
الْخَذْفِ
اَوْ كَانَ
يَكْرَهُ
الْخَذْفَ. وَ
قَالَ:
اِنَّهُ لاَ
يُصَادُ بِهِ
صَيْدٌ وَ لاَ
يُنْكَأُ
بِهِ عَدُوٌّ
وَ لكِنَّهَا
قَدْ
تَكْسِرُ
السّنَّ وَ تَفْقَأُ
الْعَيْنَ.
البخارى 6: 219
Dari Abdullah bin Mughaffal,
bahwasanya ia melihat seorang laki-laki berburu dengan ketapel, maka ia
berkata, "Janganlah kamu berburu dengan ketapel, karena Rasulullah SAW
melarangnya, atau beliau membencinya”. Beliau bersabda,
"Sesungguhnya ketapel itu tidak bisa digunakan untuk memburu buruan dan
tidak bisa untuk membunuh musuh, ia hanya memecahkan gigi dan membutakan
mata”. [HR. Bukhari juz 6, hal. 219]
Keterangan :
Yang dimaksud "khodzaf" dalam hadits tersebut
adalah ketapel (plintheng), yang biasa dipergunakan oleh anak-anak untuk
berburu burung dan sebagainya, yang pelurunya terbuat dari batu kerikil atau
tanah liat. Buruan yang diburu dengan alat ini, bila mati haram dimakan, karena
alat ini membunuh tanpa menimbulkan luka, tetapi hanya meremukkan bagian dalam
dari binatang tersebut, sehingga sama dengan "yang mati karena
dipukul".
Adapun senjata api, senapan atau bedil, boleh pula
dipergunakan untuk berburu, karena pelurunya lebih dapat menembus kulit
dibanding dengan panah, tombak dan sebagainya.
b. berburu dengan binatang pemburu
يَسْئَلُوْنَكَ
مَا ذَآ
اُحِلَّ
لَهُمْ، قُلْ
اُحِلَّ
لَكُمُ
الطَّيّبتُ
وَ مَا عَلَّمْتُمْ
مّنَ
اْلجَوَارِحِ
مُكَلّبِيْنَ
تُعَلّمُوْنَهُنَّ
مِمَّا
عَلَّمَكُمُ
اللهُ
فَكُلُوْا
مِمَّآ
اَمْسَكْنَ
عَلَيْكُمْ
وَ اذْكُرُوا
اسْمَ اللهِ
عَلَيْهِ وَ
اتَّقُوا
اللهَ، اِنَّ
اللهَ
سَرِيْعُ
اْلحِسَابِ.
المائدة:4
Mereka bertanya kepadamu (Muhammad), "Apakah yang
dihalalkan untuk mereka ?". Katakanlah, "Telah dihalalkan bagimu yang
baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu ajar
dengan melatihnya untuk berburu, kamu mengajarinya menurut apa yang telah
diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah dari apa-apa yang mereka tangkap untuk
kamu dan sebutlah nama Allah atasnya waktu melepasnya. Dan bertaqwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya".
[QS. Al-Maidah : 4]
عَنْ
عَدِيّ بْنِ
حَاتِمٍ
قَالَ:
قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ
اللهِ، اِنّي
اُرْسِلُ
الْكِلاَبَ
الْمُعَلَّمَةَ،
فَيُمْسِكْنَ
عَلَيَّ، وَ
اَذْكُرُ
اسْمَ اللهِ
عَلَيْهِ.
فَقَالَ:
اِذَا
اَرْسَلْتَ
كَلْبَكَ
الْمُعَلَّمَ
وَ ذَكَرْتَ
اسْمَ اللهِ
عَلَيْهِ،
فَكُلْ.
قُلْتُ: وَ
اِنْ قَتَلْنَ؟
قَالَ: وَ
اِنْ
قَتَلْنَ،
مَا لَمْ يَشْرَكْهَا
كَلْبٌ
لَيْسَ
مَعَهَا.
قُلْتُ لَهُ:
فَاِنّي
اَرْمِي
بِالْمِعْرَاضِ
الصَّيْدَ
فَاُصِيْبُ.
فَقَالَ:
اِذَا
رَمَيْتَ
بِالْمِعْرَاضِ
فَخَزَقَ
فَكُلْهُ، وَ
اِنْ اَصَابَهُ
بِعَرْضِهِ
فَلاَ
تَأْكُلْهُ.
مسلم 3: 1529
Dari 'Adiy
bin Hatim, ia berkata; saya bertanya, "Ya Rasulullah, saya melepas
anjing-anjing pemburu yang terlatih, lalu anjing-anjing itu menangkap buruan
untukku dan saya menyebut nama Allah ketika melepasnya, (yang demikian itu
bagaimana) ?". Jawab Rasulullah SAW, "Apabila kamu melepas anjing
pemburu yang terlatih dan kamu menyebut nama Allah ketika melepasnya, maka makanlah
tangkapannya”. Saya bertanya lagi, "Bagaimana jika buruan itu mati
?". Beliau menjawab, "Meskipun mati, selama tidak ada anjing lain
yang ikut menangkapnya”. Saya bertanya lagi, "Bagaimana jika saya
melempar binatang buruan dengan mi'radl dan mengenainya?" Beliau menjawab,
"Apabila kamu melempar dengan mi'radl dan dapat melukainya, maka makanlah
hasil buruanmu itu, tetapi jika yang mengenai itu batangnya mi’radl, maka
janganlah kamu makan”.[HR. Muslim juz 3, hal. 1529]
عَنْ
عَدِيّ بْنِ
حَاتِمٍ رض
قَالَ:
قُلْتُ: يَا
رَسُوْلَ
اللهِ،
اِنَّا
نُرْسِلُ
الْكِلاَبَ
الْمُعَلَّمَةَ.
قَالَ: كُلْ
مَا اَمْسَكْنَ
عَلَيْكَ.
قُلْتُ: وَ
اِنْ
قَتَلْنَ؟
قَالَ: وَ
اِنْ
قَتَلْنَ.
قُلْتُ: وَ
اِنَّا نَرْمِي
بِالْمِعْرَاضِ؟
قَالَ: كُلْ
مَا خَزَقَ،
وَ مَا
اَصَابَ
بِعَرْضِهِ
فَلاَ تَأْكُلْ.
البخارى 6: 218
Dari ‘Adiy bin Hatim RA, ia berkata : Aku
bertanya, "Wahai Rasulullah, kami melepas anjing-anjing yang telah
terlatih ?". Beliau menjawab, "Makanlah apa yang mereka tangkap untuk
kamu”. Aku bertanya, "Bagaimana jika binatang buruan itu telah
mati”. Beliau menjawab, "Meskipun telah mati”. Aku bertanya
lagi, "Kami juga melempar dengan mi'radl ?". Beliau menjawab,
"Makanlah apabila buruan itu terluka, adapun apabila yang mengenai bagian
tumpulnya, maka janganlah kamu makan”. [HR. Bukhari juz 6, hal.
218]
عَنْ
عَدِيّ بْنِ
حَاتِمٍ
قَالَ:
سَأَلْتُ رَسُوْلَ
اللهِ ص،
قُلْتُ:
اِنَّا
قَوْمٌ نَصِيْدُ
بِهذِهِ
الْكِلاَبِ،
فَقَالَ:
اِذَا اَرْسَلْتَ
كِلاَبَكَ
الْمُعَلَّمَةَ
وَ ذَكَرْتَ
اسْمَ اللهِ
عَلَيْهَا،
فَكُلْ مِمَّا
اَمْسَكْنَ
عَلَيْكَ، وَ
اِنْ قَتَلْنَ،
اِلاَّ اَنْ
يَأْكُلَ
الْكَلْبُ.
فَاِنْ
اَكَلَ فَلاَ
تَأْكُلْ،
فَاِنّيْ
اَخَافُ اَنْ
يَكُوْنَ
اِنَّمَا
اَمْسَكَ
عَلَى
نَفْسِهِ، وَ
اِنْ
خَالَطَهَا
كِلاَبٌ مِنْ
غَيْرِهَا
فَلاَ
تَأْكُلْ.
مسلم 3: 1529
Dari 'Adiy bin Hatim, ia berkata, "Saya pernah
bertanya kepada Rasulullah SAW, "Saya berkata, “Kami ini suatu kaum
yang biasa hidup berburu dengan menggunakan anjing-anjing ini, bagaimana hal
ini ?”. Nabi SAW menjawab: "Apabila kamu melepas anjing-anjingmu
yang sudah terlatih dengan menyebut nama Allah, maka makanlah hasil
tangkapannya sekalipun buruan itu sudah mati. Kecuali jika anjing itu memakan
tangkapannya, maka janganlah kamu makan, karena aku khawatir anjing itu hanya
menangkap buruan itu untuknya dirinya sendiri. Dan jika ada anjing lain yang
menyertainya dalam menangkap (buruan tersebut), maka jangan kamu makan”.[HR.
Muslim juz 3, hal. 1529]
عَنِ
ابْنِ
عَبَّاسٍ
قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ
ص: اِذَا
اَرْسَلْتَ
اْلكَلْبَ
فَاَكَلَ
مِنَ
الصَّيْدِ
فَلاَ
تَأْكُلْ،
فَاِنَّمَا
اَمْسَكَ
عَلَى
نَفْسِهِ، وَ
اِذَا
اَرْسَلْتَهُ
فَقَتَلَ وَ
لَمْ يَأْكُلْ
فَكُلْ،
فَاِنَّمَا
اَمْسَكَ
عَلَى صَاحِبِهِ.
احمد 1: 498، رقم: 2049
Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda, “Apabila kamu melepaskan anjingmu, kemudian dia makan binatang
buruan itu, maka jangan kamu makan, berarti anjing itu menangkap untuk
dirinya sendiri. Dan apabila kamu melepaskannya, kemudian anjing itu membunuh
tetapi tidak memakannya, maka makanlah, karena anjing itu menangkap untuk
tuannya. [HR. Ahmad juz 1, hal. 498, no. 2049]
0 komentar:
Posting Komentar