Halal Haram dalam Islam (ke-10)
Berburu Dalam Islam (1)
1. Syarat-syarat berburu :
a. Dilakukan
dengan niat untuk berburu, tidak hanya sekedar bermain-main.
b. Dalam masalah
"berburu", disyaratkan bahwa si pemburu adalah orang Islam atau Ahli
Kitab (Yahudi dan Nashrani).
c. Tidak
dilakukan pada waktu sedang berihram (berpakaian ihram dalam pelaksanaan ibadah
hajji), karena ketika itu diharamkan berburu.
d. Membaca
Bismillah ketika akan melakukannya. (Dalam hal ini ada ulama yang berfaham
hukumnya hanya sunnah sebagaimana dalam hal menyembelih binatang).
Ketentuan tersebut berdasarkan dali-dalil sebagai
berikut :
a. Berburu untuk diambil manfa’atnya, bukan untuk
main-main
عَنْ
عَمْرِو بْنِ
الشَّرِيْدِ
قَالَ: سَمِعْتُ
الشَّرِيْدَ
يَقُوْلُ:
سَمِعْتُ
رَسُوْلَ
اللهِ ص
يَقُوْلُ:
مَنْ قَتَلَ
عُصْفُوْرًا
عَبَثًا
اِلَى اللهِ
يَوْمَ
اْلقِيَامَةِ
يَقُوْلُ: يَا
رَبّ اِنَّ
فُلاَنًا قَتَلَنِى
عَبَثًا وَ
لَمْ
يَقْتُلْنِى
مَنْفَعَةً.
ابن حبان فى
صحيحه 13: 214، رقم: 5894
Dari ‘Amr bin
Syariid, ia berkata : Saya mendengar Syariid berkata : Saya mendengar
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa membunuh seekor burung pipit dengan
maksud bermain-main, maka nanti di hari qiyamat burung tersebut akan mengadu
kepada Allah, ia akan berkata, "Ya Allah, ya Tuhanku, sesungguhnya si
Fulan telah membunuhku dengan bermain-main, dan tidak membunuhku untuk diambil
manfaatnya". [HR. Ibnu Hibban di dalam shahihnya juz 13, hal. 214,
no. 5894]
عَنْ
عَبْدِ اللهِ
بْنِ عَمْرٍو
رض عَنِ
النَّبِيّ ص
قَالَ: مَا
مِنْ
اِنْسَانٍ
يَقْتُلُ
عُصْفُوْرًا
فَمَا
فَوْقَهَا
بِغَيْرِ
حَقّهَا
اِلاَّ سَأَلَهُ
اللهُ عَزَّ
وَ جَلَّ
عَنْهَا يَوْمَ
اْلقِيَامَةِ،
قِيْلَ: يَا
رَسُوْلَ اللهِ،
وَ مَا
حَقُّهَا؟
قَالَ:
حَقُّهَا
اَنْ يَذْبَحَهَا
فَيَأْكُلُهَا
وَ لاَ
يَقْطَعَ
رَأْسَهَا
فَيُرْمَى
بِهِ.
الحاكم فى
المستدرك 4: 261،
رقم: 7574
Dari ‘Abdullah bin
‘Amr RA dari Nabi SAW beliau bersabda, "Tidaklah seorangpun yang
membunuh burung pipit atau yang lebih dari itu dengan tidak menurut haqnya,
melainkan akan ditanya oleh Allah ‘Azza wa Jalla tentangnya kelak di hari
qiyamat". Lalu ada yang bertanya. “Ya Rasulullah, apakah haq burung
itu ?". Rasulullah SAW menjawab, "Haqnya yaitu dia disembelih,
kemudian dimakan, tidak diputus kepalanya kemudian dibuang begitu saja".
[HR. Hakim dalam Al-Mustadrak juz 4, hal. 261, no. 7574]
b. Yang berburu orang Islam
atau Ahli Kitab
اَلْيَوْمَ
اُحِلَّ
لَكُمُ
الطَّيّبتِ
وَ طَعَامُ
الَّذِيْنَ
اُوْتُوا
اْلكِتبَ حِلٌّ
لَّكُمْ وَ
طَعَامُكُمْ
حِلٌّ
لَّهُمْ.... المائدة:5
Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Dan
makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al-Kitab itu halal bagimu, dan
makanan kamu halal (pula) bagi mereka ......... .
[QS. Al-Maidah : 5]
c. Larangan berburu di waktu ihram
ياَيُّهَا
الَّذِيْنَ امَنُوْا
لَيَبْلُوَنَّكُمُ
اللهُ بِشَيْءٍ
مّنَ
الصَّيْدِ
تَنَالُه
اَيْدِيْكُمْ
وَ
رِمَاحُكُمْ
لِيَعْلَمَ
اللهُ مَنْ يَّخَافُه
بِاْلغَيْبِ،
فَمَنِ
اعْتَدى بَعْدَ
ذلِكَ فَلَه
عَذَابٌ
اَلِيْمٌ.
المائدة:94
Hai orang-orang yang
beriman, sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan sesuatu dari binatang
buruan yang mudah didapat oleh tangan dan tombakmu, supaya Allah mengetahui
orang yang takut kepada-Nya, biarpun ia tidak dapat melihat-Nya. Barangsiapa
yang melanggar batas sesudah itu, maka baginya adzab yang pedih. [QS.
Al-Maidah : 94]
يَاَيُّهَا
الَّذِيْنَ
امَنُوْا لاَ
تَقْتُلُوا
الصَّيْدَ وَ
اَنْتُمْ
حُرُمٌ،
وَ
مَنْ قَتَلَه
مِنْكُمْ
مُتَعَمّدًا
فَجَزَآءٌ
مّثْلُ مَا
قَتَلَ مِنَ
النَّعَمِ يَحْكُمُ
بِه ذَوَا
عَدْلٍ
مّنْكُمْ
هَدْيًا
بَالِغَ
الْكَعْبَةِ
اَوْ كَفَّارَةٌ
طَعَامُ
مَسكِيْنَ
اَوْ عَدْلُ
ذلِكَ صِيَامًا
لّيَذُوْقَ
وَ بَالَ
اَمْرِه، عَفَا
اللهُ عَمَّا
سَلَفَ، وَ
مَنْ عَادَ
فَيَنْتَقِمُ
اللهُ
مِنْهُ، وَ
اللهُ
عَزِيْزٌ ذُو
انْتِقَامٍ.
المائدة:95
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh
binatang buruan ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa diantara kamu
membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang
ternak seimbang dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang
adil diantara kamu, sebagai had-ya yang dibawa sampai ke Ka’bah, atau
(dendanya) membayar kaffarat dengan memberi makan orang-orang miskin, atau
berpuasa seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu, supaya dia merasakan
akibat yang buruk dari perbuatannya. Allah telah mema’afkan apa yang
telah lalu. Dan barangsiapa yang kembali mengerjakannya, niscaya Allah akan
menyiksanya. Allah Maha Kuasa lagi mempunyai (kekuasaan untuk) menyiksa.
[QS. Al-Maidah : 95]
اُحِلَّ
لَكُمْ
صَيْدُ
الْبَحْرِ وَ
طَعَامُه
مَتَاعًا
لَّكُمْ وَ
لِلسَّيَّارَةِ،
وَ حُرّمَ
عَلَيْكُمْ
صَيْدُ
اْلبَرّ مَا
دُمْتُمْ
حُرُمًا، وَ اتَّقُوااللهَ
الَّذِيْ
اِلَيْهِ
تُحْشَرُوْنَ. المائدة:96
Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan
(yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi
orang-orang yang dalam perjalanan. Diharamkan atas kamu berburu
binatang darat selama kamu dalam berihram. Dan bertaqwalah kepada Allah yang
kepada-Nya kamu dikumpulkan. [QS. Al-Maidah : 96]
d. Membaca Basmalah ketika melakukannya
يَسْئَلُوْنَكَ
مَا ذَآ
اُحِلَّ
لَهُمْ، قُلْ
اُحِلَّ
لَكُمُ الطَّيّبتُ
وَ مَا
عَلَّمْتُمْ
مّنَ
اْلجَوَارِحِ
مُكَلّبِيْنَ
تُعَلّمُوْنَهُنَّ
مِمَّا
عَلَّمَكُمُ
اللهُ
فَكُلُوْا
مِمَّآ اَمْسَكْنَ
عَلَيْكُمْ
وَ اذْكُرُوا
اسْمَ اللهِ
عَلَيْهِ وَ
اتَّقُوا
اللهَ، اِنَّ اللهَ
سَرِيْعُ
اْلحِسَابِ.
المائدة:4
Mereka bertanya kepadamu (Muhammad), "Apakah yang
dihalalkan untuk mereka ?". Katakanlah, "Telah dihalalkan bagimu yang
baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu ajar
dengan melatihnya untuk berburu, kamu mengajarinya menurut apa yang telah diajarkan
Allah kepadamu. Maka makanlah dari apa-apa yang mereka tangkap untuk kamu dan
sebutlah nama Allah atasnya waktu melepasnya. Dan bertaqwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya". [QS. Al-Maidah : 4]
2.
Syarat-syarat yang berkenaan dengan binatang buruan :
a. Keadaan
binatang tersebut tidak memungkinkan untuk disembelih pada lehernya. Hal ini
dapat terjadi karena beberapa sebab, antara lain :
- Karena terlalu
sulit untuk ditangkap.
- Karena terlalu liar,
sehingga berbahaya bila hendak ditangkap dan disembelih sebagaimana biasa.
Keadaan-keadaan diatas atau
lain-lain keadaan yang semisal, menjadikan binatang-binatang itu termasuk
kategori "binatang buruan", dan halal dagingnya walaupun mati
dengan tidak disembelih pada lehernya.
b. Bila binatang buruan itu masih hidup ketika
tertangkap, wajib disembelih pada lehernya.
c. Bila
binatang buruan itu tidak langsung tertangkap, maka bila diketemukan telah mati
beberapa waktu sesudah itu, boleh dimakan dengan syarat :
- tidak jatuh di air.
- tidak ada bekas dimakan binatang buas.
- tidak ada bekas alat berburu orang lain.
- dan belum membusuk.
d. Bila
mempergunakan binatang untuk berburu, maka ketika binatang itu menangkap hasil
buruannya itu, di situ tidak didapati binatang pemakan daging yang lain selain
binatang buruan itu.
Ketentuan tersebut berdasar dalil-dalil sebagi berikut
:
عَنْ
اَبِي
قَتَادَةَ
اَنَّهُ
كَانَ مَعَ رَسُوْلِ
اللهِ ص
حَتَّى اِذَا
كَانَ بِبَعْضِ
طَرِيْقِ
مَكَّةَ
تَخَلَّفَ
مَعَ اَصْحَابٍ
لَهُ
مُحْرِمِيْنَ
وَ هُوَ
غَيْرُ
مُحْرِمٍ
فَرَأَى
حِمَارًا
وَحْشِيًّا
فَاسْتَوَى
عَلَى
فَرَسِهِ
ثُمَّ سَأَلَ
اَصْحَابَهُ
اَنْ
يُنَاوِلُوْهُ
سَوْطًا
فَاَبَوْا فَسَأَلَهُمْ
رُمْحَهُ
فَاَبَوْا
فَاَخَذَهُ.
ثُمَّ شَدَّ
عَلَى
الْحِمَارِ
فَقَتَلَهُ
فَاَكَلَ
مِنْهُ
بَعْضُ
اَصْحَابِ
رَسُوْلِ
اللهِ ص وَ اَبَى
بَعْضُهُمْ.
فَلَمَّا
اَدْرَكُوْا
رَسُوْلَ
اللهِ ص
سَأَلُوْهُ
عَنْ ذلِكَ،
فَقَالَ:
اِنَّمَا
هِيَ
طُعْمَةٌ
اَطْعَمَكُمُوْهَا
اللهُ.
البخارى 6: 222
Dari Abu Qatadah, bahwasanya ia pernah pergi
bersama Rasulullah SAW, sehingga ketika sampai di jalanan Makkah, ia dan
teman-temannya yang sedang ihram tertinggal dari rombongan, sedangkan saat itu
dia sendiri tidak ihram. Lalu ia melihat seekor keledai liar, maka ia segera
menaiki kudanya (untuk menangkap keledai tersebut). Kemudian ia minta tolong
kepada teman-temannya untuk mengambilkan cambuknya yang jatuh, namun mereka
tidak mau mengambilkan, lalu ia minta tolong diambilkan tombaknya, namun mereka
juga tidak mau mengambilkan (karena yang ihram dilarang berburu). Lalu ia pun
mengambil sendiri, kemudian memburu keledai tersebut sehingga membunuhnya.
Sebagian sahabat Rasulullah SAW ada yang ikut memakan dagingnya, dan ada juga
yang menolak. Ketika mereka dapat menyusul Rasulullah SAW, mereka menanyakan
hal itu kepada beliau. Maka jawab beliau, "Sesungguhnya itu adalah makanan
yang Allah berikan kepada kalian". [HR.
Bukhari juz 6, hal. 222]
عَنْ
عَدِيّ بْنِ
حَاتِمٍ
قَالَ: قَالَ
لِي رَسُوْلُ
اللهِ ص:
اِذَا
اَرْسَلْتَ
كَلْبَكَ
فَاذْكُرِ
اسْمَ اللهِ،
فَاِنْ
اَمْسَكَ
عَلَيْكَ
فَاَدْرَكْتَهُ
حَيًّا فَاذْبَحْهُ،
وَ اِنْ
اَدْرَكْتَهُ
قَدْ قَتَلَ وَلَمْ
يَأْكُلْ
مِنْهُ
فَكُلْهُ. وَ
اِنْ وَجَدْتَ
مَعَ
كَلْبِكَ
كَلْبًا
غَيْرَهُ وَقَدْ
قَتَلَ فَلاَ
تَأْكُلْ،
فَاِنَّكَ لاَ
تَدْرِيْ
اَيُّهُمَا
قَتَلَهُ. وَ
اِنْ رَمَيْتَ
سَهْمَكَ
فَاذْكُرِ
اسْمَ اللهِ،
فَاِنْ غَابَ عَنْكَ
يَوْمًا
فَلَمْ
تَجِدْ
فِيْهِ اِلاَّ
اَثَرَ
سَهْمِكَ
فَكُلْ اِنْ
شِئْتَ، وَ اِنْ
وَجَدْتَهُ
غَرِيْقًا
فِي الْمَاءِ
فَلاَ
تَأْكُلْ،
مسلم 3: 1531
Dari 'Adiy
bin Hatim, ia berkata, "Rasulullah SAW pernah bersabda kepadaku,
"Apabila kamu melepaskan anjing buruanmu maka sebutlah nama Allah, maka
jika anjing itu menangkap buruan untukmu dan masih hidup maka sembelihlah. Dan
jika mendapatkan buruan dalam keadaan telah mati dan ia tidak memakannya, maka
makanlah. Namun jika kamu mendapati bersama anjingmu itu anjing yang lain,
sedangkan hewan buruan itu telah mati, maka janganlah kamu memakannya, karena
kamu tidak tahu anjing yang mana yang membunuhnya. Dan jika kamu melepas anak
panahmu, maka sebutlah nama Allah. Dan jika binatang buruan itu menghilang,
lalu pada suatu hari kamu menemukannya, dan kamu tidak mendapatkan bekas
tusukan kecuali anak panahmu, maka makanlah jika kamu mau. Tetapi jika kamu
mendapati binatang buruan itu mati tenggelam di air, maka janganlah kamu
memakannya”. [HR.Muslim juz 1, hal. 1531]
عَنْ
عَدِيّ بْنِ
حَاتِمٍ
قَالَ
سَأَلْتُ رَسُوْلَ
اللهِ ص عَنِ
الصَّيْدِ.
قَالَ: اِذَا
رَمَيْتَ
سَهْمَكَ
فَاذْكُرِ
اسْمَ اللهِ،
فَاِنْ
وَجَدْتَهُ
قَدْ قَتَلَ
فَكُلْ، اِلاَّ
اَنْ
تَجِدَهُ
قَدْ وَقَعَ
فِيْ مَاءٍ،
فَاِنَّكَ
لاَ تَدْرِي
آلْمَاءُ
قَتَلَهُ اَوْ
سَهْمُكَ.
مسلم 3: 1531
Dari 'Adiy bin Hatim, ia
berkata, "Saya pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang berburu.
Beliau menjawab, "Apabila kamu melepaskan panahmu, sebutlah nama Allah,
maka jika kamu mendapatinya telah mati, makanlah (hewan buruan tersebut),
kecuali jika kamu dapati jatuh ke dalam air, sebab kamu tidak tahu apakah air
itu yang menyebabkan mati ataukah panahmu”. [HR. Muslim juz 3, hal.
1531]
عَنْ
اَبِي
ثَعْلَبَةَ
عَنِ
النَّبِيّ ص
قَالَ: اِذَا
رَمَيْتَ
بِسَهْمِكَ
فَغَابَ
عَنْكَ فَاَدْرَكْتَهُ
فَكُلْهُ مَا
لَمْ
يُنْتِنْ.
مسلم 3: 1532
Dari Abu Tsa'labah, dari Nabi
SAW, beliau bersabda, "Apabila kamu melepaskan panahmu, lalu (binatang
yang kamu panah itu) hilang (tidak kelihatan), kemudian kamu mendapatinya telah
mati, maka makanlah selama belum membusuk”. [HR. Muslim juz 3, hal.
1532]
عَنْ
اَبِي
ثَعْلَبَةَ
عَنِ
النَّبِيّ ص
فِي الَّذِيْ
يُدْرِكُ
صَيْدَهُ
بَعْدَ ثَلاَثٍ
فَكُلْهُ مَا
لَمْ
يُنْتِنْ.
مسلم 3: 1532
Dari Abu
Tsa'labah, dari Nabi SAW mengenai orang yang menemukan hewan buruannya setelah
tiga hari. Nabi SAW bersabda, “Makanlah selama belum membusuk”. [HR.
Muslim juz 3, hal. 1532]
0 komentar:
Posting Komentar