TUNTUNAN SALAM (1)
1. Hakikat Salam
Salah satu dari keindahan ajaran Islam adalah bahwa Islam mengajarkan kepada
setiap pemeluknya untuk mengucapkan salam setiap kali bertemu dengan saudaranya
sesama muslim, baik ketika memasuki rumah atau memasuki majlis. Salam menurut
ajaran Islam pada hakikatnya adalah doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT
untuk keselamatan dan kesejahteraan saudara kita yang kita jumpai.
Bila seorang muslim mengucapkan "Assalaamu 'alaikum wa
rohmatulloohi wa barokaatuh", ini artinya ia mendoakan agar saudaranya
itu mendapatkan keselamatan, rahmat dan barakah dari Allah SWT.
Oleh sebab itu salam tersebut khusus bagi ummat Islam. Dan ummat Islam
dilarang mendoakan keselamatan bagi orang yang bukan muslim, berdasarkan firman
Allah :
مَا كَانَ
لِلنَّبِيّ
وَ
الَّذِيْنَ
امَنُوْآ
اَنْ
يَّسْتَغْفِرُوْا
لِلْمُشْرِكِيْنَ
وَ لَوْ
كَانُوْآ
اُولِيْ قُرْبى
مِنْ بَعْدِ
مَا
تَبَيَّنَ
لَهُمْ اَنَّهُمْ
اَصْحبُ
اْلجَحِيْمِ. التوبة:113
Tidaklah pantas bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun
untuk orang-orang musyrik sekalipun mereka itu adalah sanak kerabatnya setelah
nyata bagi mereka bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka
jahannam. [QS.
At-Taubah : 113]
2. Keutamaan Salam
Setiap perintah, anjuran atau larangan dari Islam pasti mengandung
hikmah demi kebaikan hidup di dunia dan di akhirat kelak. Hikmah dari ajaran Islam
itu adakalanya dijelaskan dengan tegas oleh Allah atau Rasul-Nya, ada pula yang
tidak dijelaskan, tetapi kita meyaqininya bahwa semua yang dari Allah dan
Rasul-Nya itu pasti baik.
Salam juga merupakan suatu cara untuk
memulihkan hubungan yang tidak baik antara sesama muslim. Seorang muslim
dilarang mendiamkan sesama muslim lebih dari tiga hari. Dan bila hal yang tidak
diinginkan itu terjadi juga, Islam memberikan suatu cara untuk memperbaikinya,
sebagaimana disebutkan dalam hadits :
عَنْ
اَبِى اَيُّوْبَ
اْلاَنْصَارِيّ
اَنَّ
رَسُوْلَ
اللهِ ص
قَالَ: لاَ
يَحِلُّ
لِمُسْلِمٍ
اَنْ يَهْجُرَ
اَخَاهُ
فَوْقَ
ثَلاَثِ
لَيَالٍ،
يَلْتَقِيَانِ
فَيُعْرِضُ
هذَا وَ
يُعرِضُ هذَا،
وَ
خَيْرُهُمَا
الَّذِى
يَبْدَأُ
بِالسَّلاَمِ. مسلم 4: 1983
Dari Abu Ayyub Al-Anshariy bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,
"Tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga
malam, keduanya bertemu lalu yang satu berpaling dan yang lain berpaling juga.
Dan yang paling baik diantara keduanya adalah yang memulai memberi salam". [HR. Muslim juz 4, hal. 1983]
Adapun hadits tentang keutamaan salam antara lain :
عَنْ
عَبْدِ اللهِ
بْنِ عَمْرِو
رض اَنَّ رَجُلاً
سَأَلَ
النَّبِيَّ ص:
اَيُّ
اْلاِسْلاَمِ
خَيْرٌ؟
قَالَ:
تُطْعِمُ
الطَّعَامَ وَ
تَقْرَأُ
السَّلاَمَ
عَلَى مَنْ
عَرَفْتَ وَ
مَنْ لَمْ
تَعْرِفْ.
البخارى 1: 9
Dari
Abdullah bin 'Amr (bin 'Ash) RA, bahwasanya ada seorang laki-laki bertanya
kepada Nabi SAW, "(Ya Rasulullah), Islam yang bagaimanakah yang lebh baik
?". Beliau SAW menjawab, "(Islam yang paling baik ialah) kamu memberi
makan (kepada orang lain) dan menebarkan salam kepada orang yang sudah kamu
kenal maupun orang yang belum kamu kenal". [HR. Bukhari juz 1, hal. 9]
عَنْ
اَبِى
هُرَيْرَةَ
قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ
اللهِ ص: وَ
الَّذِى
نَفْسِى
بِيَدِهِ لاَ تَدْخُلُوا
اْلجَنَّةَ
حَتَّى
تُؤْمِنُوْا
وَ لاَ
تُؤْمِنُوْا
حَتَّى تَحَابُّوْا،
اَلاَ
اَدُلُّكُمْ
عَلَى اَمْرٍ
اِذَا
اَنْتُمْ
فَعَلْتُمُوْهُ
تَحَابَبْتُمْ؟
اَفْشُوا
السَّلاَمَ
بَيْنَكُمْ.
الترمذى 4: 156، رقم: 2829،
هذا حديث حسن
صحيح
Dari Abu Hurairah ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Demi Tuhan
yang diriku berada dalam kekuasaan-Nya, kalian tidak masuk surga sehingga
kalian beriman dan kalian tidak beriman sehingga kalian saling berkasih-sayang.
Maukah aku tunjukkan kepada kalian pada suatu perkara apabila kalian mengamalkannya
kalian akan saling berkasih sayang ? Tebarkanlah salam diantara kalian !". [HR. Tirmidzi juz 4, hal. 156, no. 2829, hadits
ini hasan shahih]
عَنِ ابْنِ
الزُّبَيْرِ
اَنَّ
رَسُوْلَ اللهِ
قَالَ: دَبَّ
اِلَيْكُمْ
دَاءُ
اْلاُمَمِ
قَبْلَكُمْ.
اَلْبَغْضَاءُ
وَ اْلحَسَدُ،
وَ
اْلبَغْضَاءُ
هِيَ
اْلحَالِقَةُ،
لَيْسَ
حَالِقَةَ
الشَّعْرِ،
لكِنْ حَالِقَةُ
الدّيْنِ، وَ
الَّذِىْ
نَفْسِى بِيَدِهِ
لاَ
تَدْخُلُوا
اْلجَنَّةَ
حَتَّى تُؤْمِنُوْا،
وَ لاَ
تُؤْمِنُوْا
حَتَّى تَحَابُّوْا.
اَفَلاَ
اُنَبّئُكُمْ،
اَظُنُّهُ
بِمَا
يُثَبّتُ
لَكُمْ ؟
اَفْشُوا
السَّلاَمَ
بَيْنَكُمْ. البزار
باسناد جيد، 6: 192
Dari Ibnu
Zubair, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Akan menjangkit kepada kalian penyakit ummat-ummat
sebelum kalian. Yaitu kebencian dan kedengkian. Kebencian itu adalah pencukur.
Bukan pencukur rambut, tetapi pencukur agama. Demi Tuhan yang jiwaku ada di
tangan-Nya, kamu sekalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman. Dan
kalian tidak beriman sehingga saling mencintai. Maukah kalian kuberitahu
sesuatu yang aku yaqin bisa memantapkan kalian ? Yaitu tebarkanlah salam
diantara kalian”. [HR. Al-Bazzaar dengan sanad jayyid, juz 6, hal. 192]
عَنْ
شَيْبَةَ
اْلحَجَبِيّ
عَنْ عَمّهِ
رض قَالَ:
قَالَ
رَسُوْلُ
اللهِ ص:
ثَلاَثٌ يُصَفّيْنَ
لَكَ وُدَّ
اَخِيْكَ
تُسَلّمُ
عَلَيْهِ
اِذَا
لَقِيْتَهُ
وَ تُوَسّعُ
لَهُ فِى
اْلمَجَالِسِ
وَ تَدْعُوْهُ
بِاَحَبّ
اَسْمَائِهِ
اِلَيْهِ.
الطبرانى فى
الاوسط 9: 169، 8365
Dari
Syaibah Al-Hajabiy dari pamannya (‘Utsman bin Thalhah Al-Hajaibiy) RA, ia berkata,
"Ada tiga hal yang membuatmu tulus mencintai saudaramu, yaitu kamu
mengucapkan salam kepadanya apabila bertemu dengannya, kamu memberi tempat
kepadanya dalam majlis, dan kamu memanggil dengan nama yang paling ia
sukai". [HR.
Thabrani, di dalam Al-Ausath juz 9, hal. 169, no. 8365]
عَنِ
اْلبَرَاءِ
رض عَنْ رَسُوْلِ
اللهِ ص
قَالَ:
اَفْشُوا
السَّلاَمَ
تَسْلَمُوْا. ابن
حبان فى صحيحه
2: 244، رقم: 491
Dari Al-Baraa' RA dari Rasulullah SAW, beliau bersabda,
"Tebarkanlah salam, niscaya kalian selamat". [HR. Ibnu Hibban di dalam shahihnya juz 2, hal.
244, no. 491]
عَنْ
عَبْدِ اللهِ
بْنِ عَمْرٍو
قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ
اللهِ ص:
اُعْبُدُوا
الرَّحْمنَ
وَ اَطْعِمُوا
الطَّعَامَ
وَ اَفْشُوا
السَّلاَمَ
تَدْخُلُوا
اْلجَنَّةَ
بِسَلاَمٍ.
الترمذى 3: 188،
رقم: 1916، و قال
هذا حديث حسن
صحيح
Dari Abdullah bin 'Amr, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
"Sembahlah Allah yang Maha Rahman, berikanlah makan dan tebarkanlah salam,
niscaya kalian masuk surga dengan selamat". [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 188, no. 1916, dan ia
berkata : Ini hadits hasan shahih]
عَنْ
اَبِى
شُرَيْحٍ رض
اَنَّهُ
قَالَ: يَا
رَسُوْلَ
اللهِ،
اَخْبِرْنِى
بِشَيْءٍ
يُوْجِبُ لِى
اْلجَنَّةَ.
قَالَ: طِيْبُ
اْلكَلاَمِ
وَ بَذْلُ
السَّلاَمِ
وَ اِطْعَامُ
الطَّعَامِ. ابن
حبان فى صحيحه
2: 257، رقم: 504
Dari Abu
Syuraih RA, ia berkata, "Ya Rasulullah, beritahukanlah kepadaku sesuatu yang
menyebabkan aku masuk surga". Beliau SAW bersabda, "(Yang menyebabkan
kamu masuk surga yaitu) ucapan yang baik, menebarkan salam dan memberi
makan". [HR.
Ibnu Hibban di dalam shahihnya juz 2, hal. 257, no. 504]
عَنْ
اَبِى
هُرَيْرَةَ
رض قَالَ:
سَمِعْتُ رَسُوْلَ
اللهِ ص
يَقُوْلُ:
حَقُّ
اْلمُسْلِمِ
عَلَى
اْلمُسْلِمِ
خَمْسٌ. رَدُّ
السَّلاَمِ
وَ عِيَادَةُ
اْلمَرِيْضِ
وَ اتّبَاعُ
اْلجَنَائِزِ
وَ اِجَابَةُ
الدَّعْوَةِ وَ
تَشْمِيْتُ
اْلعَاطِسِ.
البخارى 2: 70
Dari Abu
Hurairah RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda,"Haknya
orang Islam atas orang Islam yang lain ada lima, yaitu : 1. menjawab salam, 2.
menjenguk orang sakit, 3. mengantarkan jenazah, 4. mendatangi undangannya, dan
5. mendoakan orang yang bersin (apabila dia menyebut Alhamdu lillah)". [HR. Bukhari juz 2, hal. 70]
عَنْ
اَبِى
هُرَيْرَةَ
اَنَّ
رَسُوْلَ اللهِ
ص قَالَ:
حَقُّ
اْلمُسْلِمِ
عَلَى اْلمُسْلِمِ
سِتٌّ.
قِيْلَ: مَا
هُنَّ يَا
رَسُوْلَ اللهِ؟
قَالَ: اِذَا
لَقِيْتَهُ
فَسَلّمْ عَلَيْهِ،
وَ اِذَا
دَعَاكَ
فَاَجِبْهُ،
وَ اِذَا
اسْتَنْصَحَكَ
فَانْصَحْ
لَهُ، وَ
اِذَا عَطِسَ
فَحَمِدَ
اللهَ
فَسَمّتْهُ،
وَ اِذَا
مَرِضَ فَعُدْهُ،
وَ اِذَا
مَاتَ
فَاتَّبِعْهُ. مسلم 4: 1705
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Haqnya orang
Islam atas orang Islam yang lain itu ada enam. Lalu (beliau) ditanya,
"Apasaja enam itu ya Rasulullah ?". Beliau menjawab, "1. Apabila
kamu bertemu dengannya ucapkanlah salam kepadanya, 2. Apabila dia mengundangmu
maka datangilah, 3. Apabila dia minta nasehat kepadamu maka berilah nasehat, 4.
Apabila dia bersin dan memuji Allah maka doakanlah dia, 5. Apabila dia sakit
maka jenguklah, dan 6. Apabila dia meninggal maka antarkanlah jenazahnya". [HR. Muslim juz 4, hal. 1705]
3. Ucapan
Salam Serta Jawabannya
عَنْ
عِمْرَانَ
بْنِ
اْلحُصَيْنِ
قَالَ: جَاءَ
رَجُلٌ اِلَى
النَّبِيّ ص
فَقَالَ:
اَلسَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ. فَرَدَّ
عَلَيْهِ
ثُمَّ جَلَسَ.
فَقَالَ النَّبِيُّ
ص: عَشْرٌ،
ثُمَّ جَاءَ
آخَرُ فَقَالَ:
اَلسَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ
وَ رَحْمَةُ
اللهِ.
فَرَدَّ
عَلَيْهِ
فَجَلَسَ،
فَقَالَ: عِشْرُوْنَ،
ثُمَّ جَاءَ
آخَرُ
فَقَالَ: اَلسَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ
وَ رَحْمَةُ
اللهِ وَ
بَرَكَاتُهُ،
فَرَدَّ
عَلَيْهِ
فَجَلَسَ،
فَقَالَ:
ثَلاَثُوْنَ. ابو
داود 4: 350، رقم: 5195
Dari
'Imran bin Hushain, ia berkata : Pernah seorang laki-laki datang kepada Nabi
SAW lalu mengucapkan, "Assalaamu 'alaikum", maka Nabi SAW
menjawabnya, kemudian orang tersebut duduk. Maka Nabi SAW bersabda,
"(Baginya) sepuluh (pahala)". Kemudian orang lain datang dan
mengucapkan, "Assalaamu 'alaikum wa rohmatullooh". Maka Nabi
SAW menjawabnya, lalu orang tersebut duduk. Maka Nabi SAW bersabda,
"(Baginya) dua puluh (pahala)". Kemudian datang seorang laki-laki
yang lain dan mengucapkan, "Assalaamu
'alaikum wa rohmatulloohi wa barokaatuh". Maka Nabi SAW menjawabnya,
lalu orang tersebut duduk. Maka Nabi SAW bersabda, "(Baginya) tiga puluh (pahala)". [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 350, no. 5195]
عَنْ
عِمْرَانَ
بْنِ
حُصَيْنٍ
اَنَّ رَجُلاً
جَاءَ اِلَى
النَّبِيّ ص
فَقَالَ:
السَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ،
فَقَالَ
النَّبِيُّ ص:
عَشْرٌ، وَ
جَاءَ آخَرُ
فَقَالَ:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
وَ رَحْمَةُ
اللهِ،
فَقَالَ النَّبِيُّ
ص:
عِشْرُوْنَ،
ثُمَّ جَاءَ
آخَرُ
فَقَالَ:
السَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ
وَ رَحْمَةُ
اللهِ وَ
بَرَكَاتُهُ،
فَقَالَ
النَّبِيُّ ص:
ثَلاَثُوْنَ.
الترمذى 4: 156و
رقم: 2830، هذا
حديث حسن غريب
Dari
‘Imran bin Hushain bahwasanya ada seorang laki-laki datang kepada Nabi
SAW lalu mengucapkan, "Assalaamu ‘alaikum". Nabi SAW
bersabda, "Sepuluh”.
Lalu datang lagi yang lain dan mengucapkan, "Assalaamu ‘alaikum
wa rohmatullooh". Maka Nabi SAW bersabda, "Dua puluh”.
Kemudian datang lagi yang lain mengucapkan, "Assalaamu ‘alaikum
wa rohmatulloohi wa barokaatuh" Nabi SAW bersabda, "Tiga
puluh." [HR.
Tirmidzi juz 4, hal. 156, no. 2830, ia berkata, “Hadits ini hasan
gharib”]
عَنْ
سَهْلِ بْنِ
حُنَيْفٍ
قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ
اللهِ ص: مَنْ
قَالَ:
اَلسَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ
كُتِبَ لَهُ
عَشْرُ
حَسَنَاتٍ. وَ
مَنْ قَالَ
اَلسَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ
وَ رَحْمَةُ
اللهِ كُتِبَ
لَهُ
عِشْرُوْنَ
حَسَنَةً، وَ
مَنْ قَالَ اَلسَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ
وَ رَحْمَةُ
اللهِ وَ
بَرَكَاتُهُ
كُتِبَ لَهُ
ثَلاَثُوْنَ
حَسَنَةً.
الطبرانى، فى
الكبير 6: 75،
رقم: 5563
Dari Sahl
bin Hunaif, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang
mengucapkan Assalaamu 'alaikum, dicatat baginya sepuluh kebaikan.
Barangsiapa mengucapkan Assalaamu 'alaikum wa rohmatullooh, dicatat
baginya dua puluh kebaikan. Dan barangsiapa mengucapkan Assalaamu 'alaikum
wa rohmatulloohi wa barokaatuh, dicatat tiga puluh kebaikan untuknya". [HR. Thabrani dalam Al-Kabiir juz 6, hal. 75, no.
5563, dla’if karena dalam sanadnya ada perawi bernama Musa bin ‘Ubaidah]
Dari hadits diatas dapatlah diketahui bahwa
ucapan salam yang menurut tuntunan adalah :
a. Assalaamu
'alaikum
b. Assalaamu
'alaikum wa rohmatullooh
c. Assalaamu 'alaikum wa
rohmatulloohi wa barokaatuh
Ucapan yang terbaik dan akan mendapatkan pahala yang terbanyak adalah
poin c.
Adapun cara menjawab salam, dianjurkan untuk membalas dengan yang lebih
baik atau paling tidak sepadan, berdasarkan firman Allah :
وَ اِذَا
حُيّيْتُمْ
بِتَحِيَّةٍ
فَحَيُّوْا
بِاَحْسَنَ
مِنْهَآ اَوْ
رُدُّوْهَا، اِنَّ
اللهَ كَانَ
عَلى كُلّ
شَيْءٍ
حَسِيْبًا. النساء:86
Dan apabila kamu dihormati dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah
penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa).
Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu. [QS. An-Nisaa' : 86]
Ayat tersebut memerintahkan kita menjawab salam dengan yang lebih baik
dari yang kita terima. Bila seseorang memberi salam dengan ucapan Assalaamu
'alaikum, jawaban yang lebih baik adalah wa 'alaikumus
salaam wa rohmatullooh, atau ditambah lagi hingga wa
barokaatuh. Atau paling tidak dengan ucapan wa 'alaikumus salaam.
0 komentar:
Posting Komentar