Materi
Nafar
Ramadlan 1435 H
اِنَّمَا
الْمُؤْمِنُوْنَ
اِخْوَةٌ
Sesungguhnya orang-orang mu'min itu bersaudara. [QS. Al-Hujuraat : 10]
Sesungguhnya
orang-orang mu'min itu bersaudara
Kaum muslimin
dan muslimat rahimakumullah, sesungguhnya kita sesama muslim,
sesama mu'min adalah bersaudara. Persaudaraan yang diikat bukan dengan nasab
keturunan, tetapi persaudaraan yang diikat oleh iman dan Islam. Walaupun
berbeda nasab, suku bangsa, bahasa maupun berbeda warna kulit, tetapi asalkan
orang tersebut orang Islam atau orang yang beriman, maka orang tersebut adalah
saudara kita. Allah SWT berfirman :
اِنَّمَا
الْمُؤْمِنُوْنَ
اِخْوَةٌ
فَاَصْلِحُوْا
بَيْنَ
اَخَوَيْكُمْ
وَ اتَّقُوا
اللهَ
لَعَلَّكُمْ
تُرْحَمُوْنَ.
الحجرات: 10
Sesungguhnya orang-orang
mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan
bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. [QS. Al-Hujuraat : 10]
Suku Aus dan Khazraj di Madinah yang telah bertahun-tahun
saling bermusuhan dan berperang, setelah mereka memeluk Islam, maka mereka
menjadi hidup bersaudara, hidup rukun dan damai. Allah SWT berfirman :
وَ
اعْتَصِمُوْا
بِحَبْلِ اللهِ
جَمِيْعًا وَّلَا
تَفَرَّقُوْا
وَاذْكُرُوْا
نِعْمَتَ
اللهِ
عَلَيْكُمْ اِذْ
كُنْتُمْ اَعْدَآءً
فَاَلَّفَ
بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ
فَاَصْبَحْتُمْ
بِنِعْمَتِهٓ
اِخْوَانًا،
وَ كُنْتُمْ
عَلٰى شَفَا
حُفْرَةٍ مِّنَ
النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ
مِّنْهَا،
كَذٰلِكَ
يُبَيِّنُ اللهُ
لَكُمْ اٰيٰتِه
لَعَلَّكُمْ
تَهْتَدُوْنَ. ال عمران: 103
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali
(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat
Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni'mat Allah orang-orang yang
bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. [QS. Ali 'Imraan : 103]
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, namun syaithan tidak senang melihat kerukunan kaum muslimin,
yang hidup tenteram, rukun dan damai. Lalu syaithan berusaha menimbulkan
kekacauan di kalangan kaum muslimin, maka tersebarlah di kalangan kaum muslimin
saling memperolok-olok,menghina, mengadu domba,
tersebarlah berita-berita bohong dan fitnah-memfitnah, pertengkaran,permusuhan,
bahkan sampai terjadi peperangan.
عَنْ
جَابِرٍ
قَالَ:
سَمِعْتُ
النَّبِىَّ ص يَقُولُ:
اِنَّ
الشَّيْطَانَ
قَدْ يَئِسَ
اَنْ
يَعْبُدَهُ
الْمُصَلُّوْنَ
فِى
جَزِيرَةِ
الْعَرَبِ،
وَلٰكِنْ فِى
التَّحْرِيْشِ
بَيْنَهُمْ.
مسلم 4: 2166
Dari
Jabir, ia berkata : Saya mendengar Nabi SAW bersabda,
"Sesungguhnya syaithan telah berputus-asa untuk disembah oleh orang-orang
yang shalat di Jazirah 'Arab ini, tetapi syaithan berusaha mengadu domba dan
menebarkan permusuhan diantara mereka (kaum muslimin)". [HR. Muslim juz 4, hal. 2166]
Oleh karena
itu Allah SWT menuntunkan kepada kita, apabila mendengar khabar atau berita negatif
yang menjelek-jelekkan saudara kita sesama muslim, agar mendahulukan prasangka
baik terhadap saudara kita dan jangan mudah percaya begitu saja, Allah SWT berfirman :
اِذْ
تَلَقَّوْنَه
بِاَلْسِنَتِكُمْ
وَ تَقُوْلُوْنَ
بِاَفْوَاهِكُمْ
مَّا لَيْسَ
لَكُمْ بِه
عِلْمٌ وَّ تَحْسَبُوْنَه
هَيِّنًا وَّ هُوَ
عِنْدَ اللهِ
عَظِيْمٌ(15) وَلَوْلَآ
اِذْ
سَمِعْتُمُوْهُ
قُلْتُمْ مَّا
يَكُوْنُ
لَنَآ اَنْ نَّتَكَلَّمَ
بِهٰذَا،
سُبْحٰنَكَ هٰذَا
بُهْتَانٌ
عَظِيْمٌ(16) النور:15-16
(Ingatlah) di
waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan
dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit
juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah
adalah besar. (15)
Dan mengapa kamu tidak berkata, diwaktu
mendengar berita bohong itu, "Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita
memperkatakan ini. Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang
besar." (16) [QS. An-Nuur : 15-16]
Kemudian kita
diperintahkan supaya tabayyun, Allah SWT berfirman :
يٰۤاَيُّهَا
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْآ
اِنْ
جَآءَكُمْ
فَاسِقٌ
بِنَبَاٍ
فَتَبَيَّنُوْآ
اَنْ
تُصِيْبُوْا
قَوْمًا
بِجَهَالَةٍ
فَتُصْبِحُوْا
عَلٰى
مَا
فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ.
الحجرات:6
Hai
orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasiq membawa suatu berita,
maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu mushibah kepada
suatu kaum tanpa mengetahui keadaan yang sebenarnya yang menyebabkan kamu
menyesal atas perbuatanmu itu. [QS. Al-Hujuraat : 6]
Di
dalam hadits riwayat Ahmad disebutkan tentang sebab turunnya ayat tersebut
sebagai berikut :
Dari 'Isa bin Dinar, ia berkata
: Telah menceritakan kepada kami ayahku, bahwa ia mendengar Al-Harits
bin Dlirar Al-Khuza'iy berkata : Saya datang kepada Rasulullah SAW, lalu beliau
mengajakku untuk masuk Islam, maka aku pun masuk Islam dan mengikrarkannya.
Kemudian beliau mengajakku untuk mengeluarkan zakat, maka aku pun
mengikrarkannya. Dan saya pun berkata, "Wahai Rasulullah, saya akan pulang
kepada kaumku untuk mengajak mereka masuk Islam dan menunaikan zakat. Maka
barangsiapa yang menyambut panggilan da'wahku, aku akan
mengumpulkan zakat yang dikeluarkannya, lalu Rasulullah SAW bisa mengutus
seorang utusan untuk waktu yang telah ditentukan demikian dan demikian untuk
mengambil zakat yang telah saya kumpulkan. Ketika Al-Harits telah mengumpulkan
zakat dari orang yang menyambut panggilan da'wahnya, dan telah sampai waktu
yang disepakatinya dengan Rasulullah SAW untuk mengutus utusannya, ternyata
utusan tersebut tidak datang kepadanya. Kemudian Al-Harits mengira bahwa telah
terjadi kemurkaan Allah 'Azza wa Jalla dan Rasul-Nya,
maka Al-Harits pun mengumpulkan para hartawan dari kaumnya, lalu ia berkata,
"Sesungguhnya Rasulullah SAW telah menentukan suatu waktu untuk mengirim
utusan kepadaku untuk mengambil zakat yang telah aku kumpulkan, dan Rasulullah
SAW tidak pernah menyelisihi janjinya. Dan aku mengira bahwa tidak datangnya
utusan beliau itu adalah pertanda dari kemurkaan beliau. Maka sekarang
berangkatlah kalian, kita akan datang kepada
Rasulullah SAW.
Dan Rasulullah SAW telah mengutus Al-Walid bin
'Uqbah kepada Al-Harits untuk mengambil zakat yang telah dikumpulkan oleh
Al-Harits. Tetapi setelah Al-Walid berangkat, di tengah perjalanan ia merasa takut (karena di masa Jahiliyyah telah terjadi
permusuhan antara dia dengan kaum tersebut), lalu ia kembali. Kemudian Al-Walid
menghadap Rasulullah SAW dan berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya
Al-Harits telah menolakku untuk mengambil zakat dan bahkan akan
membunuhku". Maka Rasulullah SAW lalu mengirim rombongan untuk menemui
Al-Harits
Padahal Al-Harits dan rombongannya telah
berangkat ke Madinah untuk menghadap Nabi SAW. Ketika utusan Rasulullah SAW
sampai di luar Madinah, Al-Harits bertemu dengan mereka, lalu mereka berkata,
"Inikah Al-Harits ?". Maka setelah Al-Harits
mendekati mereka, lalu ia bertanya, "Kepada siapakah kalian diutus ?". Mereka menjawab, "Kepadamu".
Al-Harits bertanya lagi, "Kenapa ?". Mereka
menjawab, "Sesungguhnya Rasulullah SAW telah mengirim Al-Walid bin 'Uqbah
kepadamu, lalu dia mengatakan bahwa kamu telah menolaknya untuk mengambil
zakat, bahkan kamu akan membunuhnya". Maka Al-Harits berkata, "Tidak,
demi Allah yang mengutus Muhammad dengan membawa kebenaran, sesungguhnya kami
sama sekali tidak melihatnya, bahkan dia tidak datang kepadaku".
Setelah Al-Harits menghadap Rasulullah
SAW, beliau bersabda kepada Al-Harits, "Wahai Al-Harits, mengapa kamu
menahan zakat dan akan membunuh utusanku ?". Lalu
Al-Harits menjawab, "Tidak, demi Allah yang mengutus engkau dengan membawa
kebenaran, saya tidak melihatnya dan dia tidak datang kepadaku. Bahkan kami
tidak datang ke sini melainkan karena utusan Rasulullah SAW tidak datang pada
waktu yang telah ditentukan, dan saya takut bahwa itu pertanda kemurkaan Allah
'Azza wa Jalla dan Rasul-Nya (kepada kami)". (Perawi
berkata), lalu turunlah ayat dalam QS. Al-Hujuraat (yang artinya), "Hai orang-orang yang
beriman, jika datang kepadamu orang fasiq membawa suatu berita, maka periksalah
dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu mushibah kepada suatu kaum
tanpa mengetahui keadaan yang sebenarnya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu"�..hingga "sebagai karunia dan
ni'mat dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana" (QS. Al-Hujuraat : 6-8). [HR. Ahmad juz 6,
hal. 396, no. 18486]
Dari
peristiwa tersebut kita ambil pelajaran, apabila kita mendengar berita-berita
negatif tentang saudara kita kaum muslimin, kita harus bertabayyun agar tidak
terjadi salah faham dan kekacauan di kalangan kaum muslimin. Dan orang yang
menyebarkan berita yang hanya bersumber dari katanya dan katanya, sangat
dibenci oleh Allah. Di dalam hadits disebutkan :
عَنْ
اَبِى
هُرَيْرَةَ
قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ
اللهِ ص:
اِنَّ اللهَ
يَرْضَى
لَكُمْ ثَلَاثًا
وَيَكْرَهُ
لَكُمْ ثَلَاثًا.
فَيَرْضَى
لَكُمْ اَنْ
تَعْبُدُوْهُ
وَلَا
تُشْرِكُوْا
بِهِ شَيْئًا
وَ اَنْ تَعْتَصِمُوْا
بِحَبْلِ
اللهِ
جَمِيْعًا وَلَا
تَفَرَّقُوْا
وَيَكْرَهُ
لَكُمْ
قِيْلَ
وَقَالَ
وَكَثْرَةَ
السُّؤَالِ
وَ اِضَاعَةَ
الْمَالِ. مسلم 3: 1340
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya Allah senang pada kalian tiga hal, dan benci pada kalian
tiga hal. 1) Allah senang pada kalian bahwa kalian menyembah-Nya dan tidak
menyekutukan-Nya dengan sesuatu. 2) Allah senang bahwa kalian semua berpegang
teguh kepada tali Allah,dan 3) Allah senang kalian
tidak bercerai-berai. Dan Allah benci kepada kalian tiga hal. 1) Allah benci
pada kalian "Katanya dan katanya", 2) Allah benci kalian banyak
bertanya (yang tidak diamalkan), dan 3) Allah benci kalian menyia-nyiakan
harta".
[HR. Muslim juz 3, hal. 1340]
Allah
tidak suka kepada orang yang kesana-kemari menyebarkan fitnah, berita bohong
dan berbuat namimah, dan Allah SWT berfirman :
وَ لَا
تُطِعْ كُلَّ
حَلَّافٍ
مَّهِيْنٍ.
هَمَّازٍ
مَّشَّآءٍ
بِنَمِيْمٍ.
مَنَّاعٍ لِّلْخَيْرِ
مُعْتَدٍ
اَثِيْمٍ.
عُتُلٍّ
بَعْدَ ذٰلِكَ
زَنِيْمٍ. القلم: 10-13
Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina,
yang banyak mencela, yang kian-kemari menghambur fitnah, yang banyak
menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa, yang kaku
kasar, selain dari itu yang terkenal kejahatannya. [QS. Al-Qalam : 10-13]
Sesama
muslim adalah haram darahnya, hartanya dan kehormatannya :
عَنْ
اَبِى
هُرَيْرَةَ
قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ
اللهِ ص: لَا
تَحَاسَدُوْا
وَ لَا
تَنَاجَشُوْا
وَ لَا
تَبَاغَضُوْا
وَ لَا
تَدَابَرُوْا
وَ لَا يَبِعْ
بَعْضُكُمْ
عَلَى بَيْعِ
بَعْضٍ. وَ
كُوْنُوْا
عِبَادَ
اللهِ اِخْوَانًا.
اَلْمُسْلِمُ
اَخُو
الْمُسْلِمِ
لَا يَظْلِمُهُ
وَ لَا
يَخْذُلُهُ،
وَ لَا
يَحْقِرُهُ ،
اَلتَّقْوَى
هٰهُنَا. وَ
يُشِيْرُ
اِلَى
صَدْرِه
ثَلَاثَ مَرَّاتٍ،
بِحَسْبِ
امْرِئٍ مِنَ
الشَّرِّ
اَنْ
يَحْقِرَ
اَخَاهُ
الْمُسْلِمَ.
كُلُّ الْمُسْلِمِ
عَلَى
الْمُسْلِمِ
حَرَامٌ دَمُهُ
وَ مَالُهُ وَ
عِرْضُهُ. مسلم 4: 1986
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
"Janganlah kalian saling mendengki, janganlah saling bersaing yang tidak
sehat, janganlah saling membenci, janganlah saling membelakangi, janganlah
seseorang diantara kalian menawar tawaran orang lain, dan jadilah kalian
hamba-hamba Allah yang bersaudara. Orang Islam itu saudaranya orang Islam yang
lain. Tidak boleh berlaku dhalim kepadanya, tidak boleh membiarkannya (dengan
tidak mau menolongnya), dan tidak boleh menghinakannya. Taqwa itu di sini".
Beliau sambil mengisyaratkan ke dadanya, tiga kali. "Cukuplah seseorang
itu berbuat jahat apabila ia merendahkan saudaranya orang Islam. Setiap orang
Islam terhadap orang Islam yang lain adalah haram darahnya, harta bendanya dan
kehormatannya. [HR. Muslim juz 4, hal. 1986]
Cukuplah
seseorang berbuat jahat apabila merendahkan saudaranya sesama muslim. Oleh karena itu Allah SWT berfirman
:
يٰۤاَيُّهَا
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا
لَا يَسْخَرْ
قَوْمٌ مّنْ
قَوْمٍ عَسٰۤى
اَنْ
يَكُوْنُوْا
خَيْرًا
مّنْهُمْ
وَلَا نِسَآءٌ
مّنْ نّسَآءٍ
عَسٰۤى
اَنْ
يَّكُنَّ
خَيْرًا
مّنْهُنَّ،
وَ لَا تَلْمِزُوْآ
اَنْفُسَكُمْ
وَلَا
تَنَابَزُوْا
بِاْلاَلْقَابِ،
بِئْسَ
الاِسْمُ اْلفُسُوْقُ
بَعْدَ
اْلاِيْمَانِ،
وَ مَنْ لَّمْ
يَتُبْ
فَاُولٰۤئِكَ
هُمُ الظّٰلِمُوْنَ.
الحجرات:11
Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum
memperolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang dipero�lok-olokkan)
lebih baik dari mereka (yang memperolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita
(memperolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang
diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang memperolok-olokkan) dan
janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil
dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) fasik
(kepada orang-orang yang) sudah beriman dan barangsiapa yang tidak bertaubat,
maka mereka itulah orang-orang yang dhalim. [Al-Hujuraat : 11]
يٰۤاَيُّهَا
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا
اجْتَنِبُوْا
كَثِيْرًا
مّنَ الظَّنّ،
اِنَّ بَعْضَ
الظَّنّ
اِثْمٌ،
وَّلَا
تَجَسَّسُوْا
وَلَا
يَغْتَبْ
بَعْضُكُمْ
بَعْضًا،
اَيُحِبُّ
اَحَدُكُمْ
اَنْ
يَأْكُلَ
لَحْمَ اَخِيْهِ
مَيْتًا
فَكَرِهْتُمُوْهُ،
وَ اتَّقُوا
اللهَ، اِنَّ
اللهَ
تَوَّابُ
الرَّحِيْمِ.
الحجرات:12
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
dari prasangka, sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah
kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu
mempergunjingkan sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu
memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka
tentulah kamu merasa jijik terhadapnya. Dan bertaqwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penya�yang. [Al-Hujuraat
: 12]
Dan
dalam hadits disebutkan :
عَنْ
اَبِى
هُرَيْرَةَ
اَنَّ
رَسُوْلَ اللهِ
ص قَالَ:
اِيَّاكُمْ
وَ الظَّنَّ
فَاِنَّ الظَّنَّ
اَكْذَبُ
اْلحَدِيْثِ.
وَ لَا
تَحَسَّسُوْا
وَلَا
تَجَسَّسُوْا
وَلَا
تَنَافَسُوْا
وَلَا
تَحَاسَدُوْا
وَلَا
تَبَاغَضُوْا
وَ لَا
تَدَابَرُوْا،
وَ كُوْنُوْا
عِبَادَ اللهِ
اِخْوَانًا. مسلم 4: 1985
Dari Abu Hurairah,
ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, �Jauhkanlah diri kalian dari berprasangka
(buruk), karena prasangka (buruk) itu adalah sedusta-dusta perkataan (hati),
janganlah kalian mendengar-dengarkan (pembicaraan orang lain) dan janganlah
kalian mencari-cari kesalahan orang lain, janganlah kalian bersaing yang tidak
sehat, janganlah kalian saling mendengki, janganlah saling membenci dan
janganlah saling membelakangi. Dan jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang
bersaudara�. [HR. Muslim juz 4, hal. 1985]
عَنْ
سَالِمٍ عَنْ
اَبِيْهِ،
اَنَّ رَسُوْلَ
اللهِ ص
قَالَ:
اَلْمُسْلِمُ
اَخُو الْمُسْلِمِ،
لَا
يَظْلِمُهُ
وَلَا
يُسْلِمُهُ.
مَنْ كَانَ
فِى حَاجَةِ
اَخِيْهِ
كَانَ اللهُ
فِى
حَاجَتِهِ. وَ
مَنْ فَرَّجَ
عَنْ
مُسْلِمٍ
كُرْبَةً
فَرَّجَ
اللهُ عَنْهُ
بِهَا
كُرْبَةً
مِنْ كُرَبِ
يَوْمِ
اْلقِيَامَةِ،
وَ مَنْ سَتَرَ
مُسْلِمًا
سَتَرَهُ
اللهُ يَوْمَ
اْلقِيَامَةِ. مسلم 4: 1996
Dari Salim dari ayahnya, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, "Orang
Islam itu saudaranya orang Islam yang lain, maka tidak boleh ia menganiayanya
dan tidak boleh membiarkannya (dengan tidak mau menolongnya). Barangsiapa yang
menolong kebutuhan saudaranya, maka Allah akan
menolong kebutuhannya. Dan barangsiapa yang meringankan satu kesusahan orang muslim, Allah akan meringankan satu kesusahan dari
kesusahan-kesusahannya pada hari qiyamat. Dan barangsiapa yang menutup aib
(cela) orang Islam, maka Allah akan menutup aib (cela)nya
besok pada hari qiyamat�. [HR. Muslim juz 4, hal. 1996]
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah,
syaithan selalu ingin menjerumuskan kita kepada kecelakaan dengan mengadu
domba, menyebarkan berita-berita bohong, memfitnah, menimbulkan permusuhan dan
bahkan ingin menimbulkan peperangan. Maka Allah SWT melarang kita mengikuti
langkah-langkah syaithan. Allah SWT berfirman :
يٰٓاَيُّهَا
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا
لَا تَتَّبِعُوْا
خُطُوٰتِ
الشَّيْطٰنِ،
وَ مَنْ يَّتَّبِعْ
خُطُوٰتِ
الشَّيْطٰنِ
فَاِنَّه
يَأْمُرُ
بِالْفَحْشَآءِ
وَ الْمُنْكَرِ،
وَ لَوْلَا
فَضْلُ اللهِ
عَلَيْكُمْ
وَ رَحْمَتُه
مَا زَكىٰ مِّنْكُمْ
مِّنْ اَحَدٍ اَبَدًا،
وَلٰكِنَّ
اللهَ يُزَكِّيْ
مَنْ يَّشَآءُ،
وَ اللهُ
سَمِيْعٌ
عَلِيْمٌ. النور: 21
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan.
Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaithan, maka sesungguhnya syaithan
itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya
tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya
tidak seorang pun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar
itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [QS. An-Nuur : 21]
Apabila kita saling menjaga dan
menghormati sesama kaum muslimin, niscaya akan terwujudlah apa yang disabdakan
Nabi SAW :
عَنْ
اَبِى
مُوْسَى
قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ
ص:
اَلْمُؤْمِنُ
لِلْمُؤْمِنِ
كَاْلبُنْيَانِ
يَشُدُّ
بَعْضُهُ
بَعْضًا. مسلم 4: 1999
Dari Abu Musa, ia berkata
: Rasulullah SAW bersabda, "Orang mukmin dengan mukmin lainnya
adalah seperti satu bangunan yang sebagiannya dengan bagian yang lain saling
menguatkan" [HR. Muslim juz 4, hal. 1999]
عَنِ
النُّعْمَانِ
بْنِ
بَشِيْرٍ
قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ
اللهِ ص:
مَثَلُ
الْمُؤْمِنِيْنَ
فِىْ تَوَادِّهِمْ
وَ
تَرَاحُمِهِمْ
وَ
تَعَاطُفِهِمْ
مَثَلُ
اْلجَسَدِ،
اِذَا
اشْتَكَى
مِنْهُ عُضْوٌ
تَدَاعَى
لَهُ سَائِرُ
اْلجَسَدِ بِالسَّهَرِ
وَ اْلحُمَّى. مسلم 4: 1999
Dari Nu'man bin Basyir, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Perumpamaan
orang-orang mukmin dalam berkasih sayang, cinta-mencintai, serta memadu kasih
ibarat satu tubuh, apabila ada anggota badan yang sakit maka seluruh tubuh akan
ikut merasa sakit, dengan tidak bisa tidur dan demam". [HR. Muslim juz 4, hal. 1999]
Demikianlah, semoga Allah SWT menuntun
kita ke jalan yang benar, dan semoga Allah mengampuni kita, "Aamiin".
0 komentar:
Posting Komentar